Sempat Hilang 5 Hari, Pengusaha Tepung Asal Pekanbaru Ditemukan Tewas Tanpa Busana

Pengusaha tepung di Pekanbaru yang hilang selama lima hari ditemukan tak bernyawa dalam kondisi tanpa busana di pinggir jalan.

oleh M Syukur diperbarui 26 Feb 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2020, 16:00 WIB
Jenazah pengusaha tepung di Pekanbaru dibawa keluarga dari kamar mayat RS Bhayangkara Polda Riau.
Jenazah pengusaha tepung di Pekanbaru dibawa keluarga dari kamar mayat RS Bhayangkara Polda Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Hilang lima hari, pengusaha tepung di Pekanbaru ditemukan dengan kondisi mengenaskan di pinggir jalan Desa Kasikan, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar. Tubuhnya terlentang dengan tangan terikat ke belakang dan matanya tertutup lakban.

Di tubuh pria bernama Syamsul Bahri ini tak ada sehelai baju selain celana dalam. Jenazah korban pembunuhan ini sudah membusuk dan sudah dikebumikan usai diautopsi pihak Rumah Sakit Bhayangkara Pekanbaru, Senin malam, 24 Februari 2020.

Kasubid Yanmed Dokkes RS Bhayangkara Polda Riau Komisaris Supriyanto menyebut jenazah suami Elsa Mega Firman itu diterima Senin petang. Identifikasi dan autopsi berlangsung beberapa jam sebelum jenazah diserahkan ke keluarga.

"Dari data properti ada kesesuaian antara pakaian saat ditemukan dan saat masih hidup, salah satunya celana dalam. Kemudian dari data medis dari keluarga, ada bekas operasi di tubuhnya," kata Supriyanto, Senin malam.

Berikutnya, tambah Supriyanto, petugas medis juga menyesuaikan data gigi dengan foto yang diberikan keluarga. Hasilnya tidak ada yang bertentangan sehingga petugas menyatakan jenazah itu adalah Syamsul yang hilang sejak Kamis pekan lalu.

"Umur 38 tahun tinggal di Air Putih, Kecamatan Tampan. Korban meninggal karena suatu tindak pidana, yang jelas ada kekerasan sebagai penyebab meninggalnya," kata Supriyanto.

Menurut Supriyanto, Syamsul Bahri diperkirakan meninggal lebih dari dua hari. Hanya saja, Supriyanto tidak bisa merincikan di mana saja luka-luka ataupun kekerasan di tubuh korban dengan alasan penyidikan.

"Tidak bisa dipaparkan seluruhnya karena takut mengganggu penyidikan," ucap Supriyanto.

Pantauan di RS Bhayangkara, jenazah korban diserahkan ke keluarganya pukul 22.30 WIB. Keluarga membawa ke rumah duka untuk disalatkan kemudian dikuburkan di tempat pemakaman umum di kecamatan tersebut.

Masih Misteri

Keluarga pengusaha tepung di Pekanbaru memperlihatkan mobil korban yang ditemukan terbakar di Kabupaten Kampar.
Keluarga pengusaha tepung di Pekanbaru memperlihatkan mobil korban yang ditemukan terbakar di Kabupaten Kampar. (Liputan6.com/M Syukur)

Istri korban pembunuhan ini, Elsa Mega Firman hanya terdiam melihat jenazah suaminya dimasukkan ke ambulans. Elsa didampingi sejumlah keluarga masuk juga masuk ke ambulans membawa jenazah yang dicarinya sejak Kamis lalu.

Sebelumnya, Elsa memastikan jika jenazah yang ditemukan warga di Kabupaten Kampar itu adalah suaminya. Dia menyebut secara kasat mata jenazah tidak bisa dikenali lagi karena luka dan pembusukan.

"Bentuknya sudah membengkak, susah dikenali. Tapi bisa diketahui dari giginya, bekas operasinya, sama celana dalam," ucapnya.

Elsa mengaku, dirinya tahu soal temuan mayat di Kasikan, Kampar, pada Senin petang dari polisi. Diapun langsung bergegas menuju RS Bhayangkara Polda Riau untuk mengeceknya.

"Dimakamkan malam ini juga," tuturnya.

Hingga kini, Polresta Pekanbaru bersama Polda Riau dan Polres Kampar masih mengusut kasus ini. Polisi belum bisa berbicara banyak apakah kasus ini dilatarbelakangi persaingan bisnis korban di Pekanbaru.

Sebelumnya, korban berangkat dari rumah pada Kamis pagi menemui sejumlah pengusaha tepung lainnya. Sejak itu, korban tidak pernah pulang meski sempat berhubungan dengan istri melalui telepon.

Saat menelepon, istri korban menyebut suaminya seperti berada di bawah tekanan. Sang suami meminta istrinya itu menyerahkan mobil dan STNK miliknya ke orang yang datang menjemput.

Karena tidak kenal, Elsa tidak memberikan mobil ke pria yang datang ke rumahnya pada Kamis petang itu. Dia kembali menelepon suaminya dan menanyakan apa maksud menyerahkan mobil serta STNK.

Dalam perbincangan tadi, Elsa kembali mendengar suara suaminya seperti dalam tekanan. Rupanya, perbincangan itu merupakan terakhir kali karena suaminya tak bisa dihubungi lagi.

Kamis malam, Elsa mendapat kabar mobil yang dibawa suaminya sejak pagi terbakar di Desa Merangin, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar. Hanya saja tidak ada orang dalam mobil yang terbakar di semak-semak itu.

Keesokan harinya, Elsa menerima telepon dari nomor suaminya tapi orang lain yang berbicara. Elsa dan keluarga diminta datang ke Desa Kasikan dengan alasan HP itu ditemukan di pinggir jalan.

Saat dicek, penelepon tadi sudah tidak ada di lokasi. Nomor HP suaminya juga sudah tidak aktif lagi hingga akhirnya pada Senin petang, Elsa mendapat kabar jasad suaminya ditemukan di pinggir jalan Desa Kasikan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya