Sempat Jadi Pemulung, Kini Penjual Sup Ayam di Klaten Kantongi Rp80 Juta per Bulan

Ketika menjadi pemulung, Jamal hanya mendapat Rp50.000-Rp100.000 per hari. Namun, kondisi sudah berubah sejak dia memulai bisnis berjualan sup ayam.

diperbarui 29 Feb 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 29 Feb 2020, 09:00 WIB
Sop Ayam Pak Dhi
Kedai Sop Ayam Pak Dhi (Sumber Foto: qraved,com)

Solo - Pengelola warung makan Sop Ayam Bu Lastri di trotoar Jalan Rajawali, Kelurahan Bareng, Klaten Tengah, Klaten, Jawa Tengah, meraup omzet hingga puluhan juta rupiah per bulan.

Warung makan yang cukup terkenal itu dikelola pasangan suami istri bernama Jamaludin (34) dan Lani Retnowati (34). Usaha kuliner yang dirintis sejak lima tahun lalu itu memiliki omzet Rp50 juta hingga Rp80 juta per bulan.

Hampir saban malam hingga dini hari, warung itu tak pernah sepi pembeli. Namun, siapa sangka ada kisah pahit di balik semangkuk sup ayam yang lezat tersebut.

Pasangan Jamal dan Lani ternyata pernah hidup pas-pasan dan melakoni pekerjaan sebagai tukang rosok serta pencari kroto. Jamal juga sempat bekerja sebagai tukang bangunan. Ketika tak ada order, Jamal menjalani rutinitas sebagai tukang rosok atau biasa disebut pemulung, dan mencari kroto dibantu istrinya.

"Setiap cari rosok itu saya biasa bawa magnet untuk mencari paku keliling di wilayah Klaten," kata Jamal saat berbincang dengan Solopos.com di warungnya pekan lalu.

Penghasilan Jamal dan Lani dari pekerjaan itu tak menentu. Rata-rata mereka mendapat Rp50.000-Rp100.000 per hari. Tak hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari, pendapatan pasangan satu anak tersebut digunakan untuk menanggung utang ibunda Lani.

"Ibu saya dulu jualan sup namun vakum setelah sakit-sakitan dan masih punya hitungan dengan rentenir sehari itu bisa butuh sampai Rp70.000 untuk melunasi. Saya cari rosok untuk melunasi itu," kata Lani yang mengaku tak tamat SMP.

Jamal dan Lani yang dulunya miskin sering dicaci maki tetangga. Tapi mereka menjadikan cacian itu sebagai cambuk untuk terus berusaha.

Kehidupan Jamal dan Lani berubah sejak merintis usaha kuliner sup ayam sekitar lima tahun lalu. Ide banting setir membuka warung itu mengikuti saran ibunda Lani, Lastri, yang pernah membuka warung sup ayam.

Bermodal tabungan Rp500.000, Jamal dan Lani membuka warung sup dengan berjualan mulai subuh ketika warung yang biasa buka di tempat mereka kali ini mangkal tutup. Awalnya, mereka hanya menyembelih tiga ekor ayam.

Lambat laun, jumlah pembeli kian meningkat. Jam buka warung berubah mulai pukul 01.00 WIB, pukul 00.00 WIB, hingga kini mulai berjualan pukul 21.00 WIB. Jumlah ayam yang mereka sembelih terus bertambah hingga kini butuh 30-35 ayam per hari.

Warung makan tersebut kabarnya sering didatangi artis ibu kota seperti Didi Kempot dan Soimah Pancawati. (AMA/PNJ)

Baca berita menarik lainnya di Solopos.

Simak Video Pilihan Berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya