Kisah Mariana, Pekerja Hotel Jayapura yang Dirumahkan Imbas Corona

Tingkat hunian hotel akinat corona COVID-19 tersisa 5 persen.

oleh Katharina Janur diperbarui 10 Apr 2020, 20:44 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2020, 20:09 WIB
Rahasia hotel
Dalam satu tahun, kamar sebuah hotel dihuni oleh lebih dari ribuan orang. (therichest.com)

Liputan6.com, Jayapura - Hampir satu bulan, Mariana seorang pekerja kontrak pada salah satu hotel di Kota Jayapura bertahan di rumah. Tempat bekerjanya meminta ia dan ratusan karyawan lainnya untuk sementara waktu tak bekerja, karena pandemi corona COVID-19.

Mariana memiliki 4 orang anak. Suaminya adalah pekerja lepas yang penghasilannya didapat per hari. Pandemi corona masih terus terjadi, Mariana dan suaminya saat ini hanya bergantung pada sisa uang yang masih ada di tabungan.

"Entah sampai berapa bulan tidak ada gaji dari hotel. Hotel akan pekerjakan kembali jika pandemi corona sudah mulai membaik. Istilahnya memberlakukan cuti tanpa digaji sampai kondisi kembali normal. Ini berlaku untuk semua level," kata Mariana, Jumat (10/4/2020).

Berbekal pintar memasak dan membuat aneka kudapan, Mariana terus berusaha mencari nafkah untuk menyambung hidup bagi keluarganya.

"Kue dan aneka masakah saya jual lewat daring. Pakai akun facebook sendiri. Lumayan lah. Setiap hari ada yang beli,” jelasnya.

Ketua Umum Badan Pengurus Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD PHRI) Provinsi Papua, Syahrir Hasan menyebutkan ada lebih dari 300 pekerja di perhotelan di Papua yang dirumahkan, karena tingkat hunian hotel  sudah sangat menurun.

"Hunian hotel dan rumah makan saat ini tersisa kurang dari 5 persen. Biaya operasional tidak sebanding dengan pendapatan sejak pandemi Covid-19," kata Syahrir. 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Gaji yang Diterima Pekerja

Pengakuan pegawai hotel (3)
Ilustrasi bar di hotel. (Sumber Pexels)

Banyak hotel untuk sementara tutup dan akan kembali buka dengan jika pandemi corona berakhir. Beberapa hotel dan rumah makan masih membuka layanan pesan antar untuk makanannya.

"Tapi sejumlah hotel juga tutup untuk waktu yang tidak ditentukan. Perhotelan sangat terasa dampak akibat corona ini," ujarnya.

Syahrir menyebutkan, dengan banyaknya pekerja perhotelan yang dirumahkan, gaji yang diterima pekerja hotel disesuaikan dengan kemampuan masing-masing hotel.

"Kadang ada beberapa hotel yang masih melakukan sistem shift untuk pekerjanya. Kerugian kami mencapai miliaran rupiah," ujarnya.

Walau begitu, PHRI tetap mendukung aturan pemerintah untuk social and physical distancing dalam pencegahan corona COVID-19 di tanah Papua.

"Perhotelan juga telah menyiapkan alat pengukur suhu tubuh, masker dan mengingatkan pengunjung untuk rajin mencuci tangan atau menjaga kebersihan dalam pandemi corona ini," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya