Liputan6.com, Manado - Pemprov Sulut memilih menggunakan jalur lembaga agama dengan alasan efektivitas dalam menyalurkan bantuan sembako bagi warga terdampak Covid-19. Namun, kenyataannya masih banyak warga mengeluh belum menerima bantuan.
"Mana bantuannya, sampai saat ini kami belum menerima," ujar Widya, salah seorang warga Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa.
Advertisement
Baca Juga
Dia mengatakan, ada informasi bantuan itu akan diberikan melalui pimpinan gereja. Namun, informasi sejak sebulan yang lalu itu tak kunjung terealisasi.
"Ada bantuan yang kami terima, itu dari donatur perorangan. Bukan dari pemerintah," ujarnya.
Hal yang sama juga dikeluhkan Netty Lumentut, warga Kecamatan Singkil Kota Manado. Dia mengatakan, belum juga menerima bantuan yang dijanjikan pemerintah.
"Belum ada bantuan yang saya terima hingga hari ini," ujarnya.
Kepala Biro Pemerintahan Setdaprov Sulut Jemmy Kumendong mengatakan, bantuan sembako dari Pemprov Sulut memang disalurkan secara bertahap kepada warga melalui lembaga keagamaan.
"Kita sudah menjangkau berbagai daerah secara bertahap," ujar Kumendong.
Dia mengatakan, untuk pembagian kepada warga akan dilakukan oleh pimpinan lembaga keagamaan setempat. Hingga Sabtu (16/5/2020), sudah 108.120 paket yang disalurkan melalui lembaga keagamaan.
Kepala Dinas Sosial Sulut Rinny Tamuntuan mengatakan, paket sembako yang disiapkan Pemprov Sulut untuk warga terdampak Covid-19 sebanyak 255.000 paket.
"Bantuan paket sembako akan terus disalurkan ke seluruh kabupaten dan kota secara bertahap," ujarnya.
Dalam penyaluran paket sembako untuk warga terdampak Covid-19, Pemprov Sulut bermitra dengan 839 lembaga keagamaan di Sulut, di antaranya 320 masjid, 284 gereja protestan, 31 gereja katolik, 214 gereja karismatik serta lembaga keagamaan lainnya.