Waspada, Penularan COVID-19 Bisa Sampai 75 Persen Tanpa Masker

Penggunaan masker di tengah pandemi virus Corona COVID-19 sangat penting dalam mencegah penularan.

oleh Reza Efendi diperbarui 11 Jul 2020, 09:40 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2020, 07:48 WIB
Ilustrasi orang pakai masker saat wabah Virus Corona COVID-19 di Indonesia. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)
Ilustrasi orang pakai masker saat wabah Virus Corona COVID-19 di Indonesia. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

Liputan6.com, Medan - Penggunaan masker di tengah pandemi virus Corona COVID-19 sangat penting dalam mencegah penularan.

Sejumlah pengamatan dan penelitian menyebutkan, seseorang yang di dalam tubuhnya terdapat virus dan tidak menggunakan masker, maka orang di sekitarnya memiliki peluang tertular bisa sampai 75 persen.

Juru Bicara (Jubir) Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Aris Yudhariansyah mengatakan, peluang tertular COVID-19 tersebut sebagai akibat dari percikan ludah dan droplet yang mengenai semua benda. Sebaliknya, dengan masker angka penularan bisa ditekan hingga 5 persen.

"Intinya, menggunakan masker menjadi penting. Kami tidak akan bosan untuk mengingatkan," kata Aris, Jumat (10/7/2020).

Selain melindungi diri dari cemaran droplet secara langsung, cemaran pada benda sekitar juga perlu untuk diwaspadai.

Hal ini menjadi alasan utama mengapa rutin mencuci tangan dengan sabun juga sangat penting. Sebab, mencuci tangan dengan sabun bisa membunuh, merusak, mematikan virus, salah satunya COVID-19.

"Apalagi ketika kita tidak sengaja menyentuh benda-benda yang tercemar virus," sebutnya.

Saksikan juga video pilihan berikut:

Jaga Jarak

Melihat Simulasi Resepsi Pernikahan New Normal
Tanda jaga jarak untuk tamu terlihat saat simulasi penerapan protokol kesehatan resepsi pernikahan di era new normal di Jakarta, Kamis (9/7/2020). Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dalam acara pernikahan guna mencegah penyebaran COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Hal lainnya yang tidak boleh dilalaikan adalah menjaga jarak. Jelang adaptasi kebiasaan baru akan mebuat mobilitas meningkat, banyak tempat-tempat publik yang mulai dibuka.

Namun, masyarakat diminta untuk tidak lupa menjaga jarak 1 hingga 2 meter, serta tidak ke luar rumah jika tidak ada sesuatu yang penting.

Diungkapkan Aris, sampai saat ini sudah banyak tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19. Masyarakat diajak menjaga dan mendukung tenaga kesehatan, karena mereka mempertaruhkan jiwa dan raga untuk berada di garda terdepan merawat pasien COVID-19.

"Mereka juga sama seperti kita, berharap pandemi berakhir dan bisa berkumpul bersama keluarga," ujarnya.

Kasus COVID-19 di Sumut

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Gugus Tugas Percepatan Penangan (GTPP) COVID-19 Sumut kembali mengonfirmasi data terbaru jumlah orang yang terpapar COVID-19. Jumlah pasien positif kembali melonjak, yakni bertambah 112 kasus.

"Jumlahnya, dari 2.085 menjadi 2.197 orang," kata Juru Bicara (Jubir) GTPP COVID-19 Sumut, dr Whiko Irwan.

Sebanyak 112 orang positif tersebut di antaranya berasal dari Kota Medan 74 orang, Binjai 3 orang, Sibolga 4 orang, Deli Serdang 7 orang, Karo 1 orang, Asahan 1 orang, Labuhan Batu 1 Orang, Serdang Bedagai 1 orang, Batubara 2 orang.

"Untuk luar Sumut 3 orang, dan domisili lain 15 orang," terang Whiko.

Pasien Sembuh Meningkat

(Foto: Dok Pemkot Surabaya)
Pasien sembuh dari Corona COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur (Foto: Dok Pemkot Surabaya)

Jumlah pasien sembuh COVID-19 di Sumut juga mengalami tren peningkatan dari hari ke hari. Terbaru, jumlah pasien sembuh dari COVID-19 di Sumut bertambah 12 orang. Sebelumnya 514 orang menjadi 526 orang.

"Pasien sembuh 12 orang berasal dari Medan 7 orang, Padangsidimpuan 2 orang, Deli Serdang 2 orang dan Langkat 1 orang," ungkapnya.

Sementara Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang saat ini dirawat di sejumlah rumah sakit rujukan COVID-19 di Sumut berjumlah 260 orang. Kemudian untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 1.694 orang.

"Pasien meninggal dunia bertambah 1 orang dari sebelumnya, yakni dari 115 menjadi 116 orang," Whiko menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya