Liputan6.com, Pekanbaru - Sebanyak 21 karyawan PT Perkebunan Nusantara V terkonfirmasi Covid-19 di Riau. Kabar baiknya, 19 orang sudah dinyatakan sembuh karena perusahaan di bidang sawit dan karet milik negara itu bergerak cepat mengatasinya.
Sebagai langkah pencegahan dan memutus rantai penyebaran Covid-19, PTPN V menggelontorkan hingga Rp4,9 miliar. Hasilnya, sejauh ini infeksi virus dari Wuhan, China ini, bisa ditekan sehingga tak ada penambahan.
Advertisement
Baca Juga
CEO PTPN V Jatmiko K Santosa mengatakan, 21 karyawan itu berasal dari unit kebun Sei Rokan, Kabupaten Rokan Hulu. Penanganan medis sudah dilakukan dan karyawan sembuh sudah berkumpul dengan keluarganya.
"Ditangani cepat oleh perusahaan sehingga tingkat kesembuhan kita lebih tinggi dari rata-rata nasional," kata Jatmiko di Pekanbaru, Selasa siang, 22 September 2020.
Selain penanganan medis, perusahaan juga memberlakukan work form home atau bekerja dari rumah. Bagi pekerja lapangan, perusahaan memberlakukan protokol kesehatan ketat 4 M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan membiasakan hidup sehat.
Perusahaan juga melakukan tes cepat secara massal kepada karyawan di unit tesebut. Sementara 215 karyawan dan 167 keluarga yang kontak erat dilakukan tes usap (swab test).
"Saya sangat sangat bersyukur seluruh karyawan dan manajemen perkebunan unit Sei Rokan telah menerapkan protokol kesehatan ketat, sehingga upaya memutus penyebaran Covid-19 berhasil dihentikan," ucap Jatmiko.
Jatmiko mengatakan, karyawan adalah aset berharga. Dengan demikian, tes cepat dan swab tidak hanya berhenti di unit tersebut, melainkan terhadap ribuan karyawan perusahaan lainnya, terutama di daerah operasional yang dinilai rawan.
Sejauh ini, PTPN V sudah melakukan pemeriksaan terhadap 2.699 karyawan, terdiri dari 2.428 tes cepat dan 1.012 kali tes usap. Untuk tes itu dibiayai perusahaan dengan nominal mencapai Rp2,8 miliar.
"Sejauh ini PTPN V telah menggelontorkan anggaran hingga Rp 4,9 miliar, mulai dari pencegahan di lingkungan perusahaan ataupun membantu pemerintah setempat," jelas Jatmiko.
Pembatasan keluar masuk bagi karyawan dan keluarga juga dilakukan di lingkungan perusahaan. Mereka hanya dibenarkan keluar untuk keperluan mendasar.
"Sedangkan pihak luar, tidak diperkenankan masuk tanpa izin dan pemeriksaan," jelas Jatmiko.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Jadi Percontohan
Selain itu, aktivitas pabrik juga menjadi perhatian. Setiap truk pengangkut Tandan Buah Sawit (TBS) harus disemprot disinfektan sebelum masuk ke dalam kawasan pabrik pengolahan.
"Standar tinggi penerapan protokol kesehatan ketat diterapkan di seluruh unit kebun dan pabrik kelapa sawit perusahaan yang tersebar di enam kabupaten di Riau," sebut Jatmiko.
Langkah PTPN V ini mendapat perhatian dari Bupati Kabupaten Siak Alfedri saat berkunjung ke salah satu unit kebun perusahaan. Tepatnya di Sei Buatan Distrik Timur, Kecamatan Dayun, beberapa waktu lalu.
Dalam pesannya, Alfedri turut mengimbau agar perusahaan lainnya di Kota Istana, dapat mencontoh dan mengaplikasikan konsistensi standar protokol kesehatan tinggi. Terutama seperti yang diterapkan di kebun PTPN V Sei Buatan Distrik Timur.
"Saya berharap konsistensi PTPN V dalam menjalankan protokol kesehatan Covid-19 dapat diaplikasikan oleh perusahaan lainnya di Siak, kita harus menjadi pelopor" kata Alfedri.
Alfedri mengatakan, komitmen dan konsistensi merupakan satu-satunya jalan untuk dapat memutus mata rantai Covid-19.
"Penerapan protokol kesehatan saat ini adalah satu-satunya jalan dapat memutus mata rantai penyebaran," jelas Alfedri.
Advertisement