Bendungan Pamarayan Siaga, Waspada Banjir di Ruas Tol Tangerang-Merak

Bendungan Pamarayan, Kabupaten Serang, Banten, meluap. Debit airnya mencapai 1.490 m3/detik, jika kondisi normal hanya 200 m3/detik.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 07 Des 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 07 Des 2020, 19:00 WIB
Kondisi Air di Bendungan Pamarayan, Kabupaten Serang, Banten. (Senin, 07/12/2020). (Yandhi Deslatama/Liputan6.com)
Kondisi Air di Bendungan Pamarayan, Kabupaten Serang, Banten. (Senin, 07/12/2020). (Yandhi Deslatama/Liputan6.com)

Liputan6.com, Serang - Bendungan Pamarayan, Kabupaten Serang, Banten, meluap. Debit airnya mencapai 1.490 m3/detik, jika kondisi normal hanya 200 m3/detik.

Berkaca pada tahun 2013 dan 2014, saat banjir merendam ruas tol Tangerang-Merak (Tamer), debit air di Bendungan Pamarayan sebanyak 2000 m3/detik. Bahkan, ruas tol dijadikan lokasi pengungsian oleh masyarakat korban banjir.

"Tahun 2013 itu kalau enggak salah di angka 2.000 m3/detik debit airnya. Sekarang ini, debitnya 1.490 m3/detik jam 14:45 WIB. Kemungkinan bertambah kalau sampai 2.000 m3/detik, kemungkinan banjir tahun 2013 akan terulang," kata petugas jaga Bendungan Pamarayan, Dedi Mulyadi, melalui selulernya, Senin (7/12/2020).

Dedi memprediksi ketinggian air bisa terus bertambah, seiring daerah hulunya masih turun hujan dan banjir. Terdapat dua sungai yang bertemu di Bandungan Pamarayan, yakni Sungai Ciujung dan Cibeurang.

Air dari bendungan Pamarayan kemudian dialirkan kembali ke Sungai Ciujung, yang melintasi ruas tol Tamer dan bermuara ke laut. Jika hujan tidak reda di bagian hilir, maka banjir pada tahun 2013 bisa terulang kembali.

"Iya (bisa terulang), solnya dari hulu masih ada kiriman air. Sudah bisa dipastikan debit air akan bertambah. (Kita pantau) untuk 3 jam ke depan," terangnya.

Pihaknya mengaku sudah berkomunikasi dengan BPBD dan pihak kepolisian, untuk mengantisipasi terjadinya banjir besar.

"Statusnya sudah bahaya. Karena masih banyak kiriman (air), kemungkinan ke depannya akan naik terus. Sudah kita informasikan ke BPBD dan kepolisian, untuk status siaga saat ini," jelasnya.

Pada tahun 2014, KM 50-60 tol Tamer dijadikan lokasi pengungsian oleh masyarakat Desa Undar Andir, Kabupaten Serang, lantaran rumah mereka terendam banjir akibat luapan Sungai Ciujung, arus lalu lintas pun tersendat.

Kemudian pada tahun 2013, banjir setinggi 70 cm-110 cm merendam ruas tol Tamer. Jalan tol pun ditutup sejak KM38 hingga KM60. Kala itu, rekayasa lalu lintas dilakukan, pengendara menuju Merak, diarahkan keluar tol GT Balaraja Barat dan masuk di GT Ciujung. Kemudian, pengendara dengan tujuan Jakarta, diarahkan keluar pada KM59+750 GT Ciujung dan masuk kembali di GT Balaraja.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya