Ngotot Vaksinasi Covid-19, Bupati Grobogan Suntik Malam-Malam

Sebelumnya, Bupati Grobogan gagal vaksin Covid-19 pada Senin siang lantaran takut disuntik sehingga tekanan darahnya naik

oleh Felek Wahyu diperbarui 25 Jan 2021, 23:45 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2021, 23:45 WIB
Bupati Grobogan, Sri Sumarni disuntik vaksin Covid-19 malam hari. (Foto: Liputan6.com/Felek Wahyu)
Bupati Grobogan, Sri Sumarni disuntik vaksin Covid-19 malam hari. (Foto: Liputan6.com/Felek Wahyu)

Liputan6.com, Grobogan - Ada aktivitas tak biasa di rumah dinas Bupati Grobogan, Sri Sumarni, Senin malam, 21 Januari 2021. Sejumlah petugas medis, ber-APD tampak berada di rumah dinas bupati perempuan pertama di Grobogan ini.

Rupanya, ini adalah kelanjutan gagalnya vaksinasi Covid-19 bupati, pada Senin siang. Memang, sebelumnya Sri gagal divaksin karena tekanan darah melonjak tinggi.

Sri Sumarni akhirnya mendapat suntikan vaksin Covid-19 pada malam hari. Vaksinasi oleh tim dokter rumah sakit RSUD Purwodadi dr Raden Soedjati Sumodihardjo.

“Vaksinasi kita lakukan malam hari setelah kondisi tekanan darah bupati turun. Jika saat diperiksa di rumah sakit tekanan 230 mmHg, diulang 220 mmHg dan terakhir turun menjadi 190 mmHg, sore ini tekanan darah bupati 139 mmHg per 87,” kata Prastuti, tim vaksinator RSUD dr Raden Soedjati Sumodihardjo, usai menyuntikan vaksin di rumah dinas Bupati Grobogan, Senin (25/1).

Prastuti menjelaskan tekanan darah bupati bisa turun setelah istirahat sejenak usai mengikuti serangkaian kegiatan sehingga bisa divaksin Covid-19.

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Seperti Digigit Nyamuk

Bupati Grobogan, Sri Sumarni mengatakan seperti disuntik cacar. Vaksinasi tidak terasa sakit.

“Seperti digigit nyamuk. Saya menghimbau masyarakat Grobogan jika mendapat giliran divaksin karena tidak terasa, hanya seperti digigit nyamuk,” ungkapnya.

Saya tidak pernah tensi tinggi, mungkin tegang saya dirumah sakit karena banyak orang.

“Ada wartawan saya grogi. Dan mungkin mau masuk rumah sakit teringat masuk dua kali ke rumah sakit saya teringat Dokter Edi meninggal mungkin agak pikiran di situ,” tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya