Akademisi UGM: Rencana Impor Beras Satu Juta Ton Kontra Produktif

Rencana pemerintah yang akan melakukan impor beras 1 juta ton mendapat pertentangan dari berbagai pihak. Sementara saat ini para petani dalam negeri tengah panen padi.

oleh Yanuar H diperbarui 18 Mar 2021, 22:00 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2021, 22:00 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo
Mentan SYL pada acara gerakan padat karya pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), penanganan dampak perubahan iklim dan tanam jeruk dan kelapa dalam rangka pemulihan ekonomi nasional di Desa Kaling, Kecamatan Tasik Madu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, Jumat (5/3/2021).

Liputan6.com, Yogyakarta Dekan Fakultas Pertanian UGM, Dr Jamhari mengatakan, sektor pertanian di tanah air selama pandemi Covid-19 menjadi sektor dengan pertumbuhan yang positif dibanding sektor lain. Meski menjadi sektor penyelamat ekonomi nasional, namun menurutnya pemerintah kurang tepat mengeluarkan kebijakan dengan rencana pemerintah yang akan melakukan impor beras dalam waktu dekat. 

“Rencana impor beras satu juta ton ini kontra produktif dengan peran sektor pertanian seperti yang kita inginkan,” ujarnya saat membuka kegiatan lustrum ke-XV Fakultas Pertanian UGM dan tasyakuran selesainya pembangunan gedung Agrotropical Learning Center (AGLC) , Selasa (16/3/2021). 

Jamhari mengatakan, sebagai langkah mendukung kegiatan pertanian yang unggul di tanah air, UGM membangun gedung Agrotropical Learning Center (AGLC). AGLC ini nantinya sebagai laboratorium pusat inovasi pertanian. 

“Keberadaan AGLC ini nantinya akan dijadikan sebagai laboratorium riset dan pusat inovasi pertanian,” kata Jamhari.

Menurut Jamhari, Gedung AGLC  akan memiliki fasilitas peralatan canggih yang setara dengan laboratorium pertanian di negara maju.

“Alat yang disediakan setara dengan (lab) negara maju. Adanya gedung ini mendukung percepatan inovasi agar peran fakultas pertanian untuk kesejahteraan masyarakat bisa diwujudkan,” katanya.

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset UGM Prof Bambang Agus Kironoto mengatakan gedung AGLC  dengan peralatan yang modern ini diharapkan dapat mendorong peneliti dan ahli pertanian dalam menghasilkan inovasi yang lebih baik. 

“Semoga gedung ini bisa dimanfaatkan secara optimal,” paparnya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya