Mimpi Besar Pesantren Suryalaya Tasikmalaya Menjadi Pusat Kajian Tasawuf Dunia

Dalam praktiknya, Pondok Pesantren Suryalaya memberikan pelajaran tasawuf bagi seluruh masyarakat dunia.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 26 Mar 2021, 02:00 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2021, 02:00 WIB
Dengan mematuhi protokoler kesehatan, nampak jamaan telah menyelesaikan salah satu kegiatan TQN di pontren Suryalaya, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Dengan mematuhi protokoler kesehatan, nampak jamaan telah menyelesaikan salah satu kegiatan TQN di pontren Suryalaya, Tasikmalaya, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Tasikmalaya Sebagai salah satu pondok pesantren tasawuf terkenal di tanah air, Pesantren Suryalaya, Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, memiliki mimpi besar menjadi pusat kajian tasawuf tarekat dunia. Apakah mimpi itu bakal terwujudkah dalam satu dekade ke depan?

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Generasi Muda Pontren Suryalaya (GMPS) Sufi Halwani mengatakan, rencana Suralaya menjadi pusat kajian tasawuf dunia merupakan mimpi besar Abah Anom untuk menciptakan lembaga pendidikan islam tasawuf sejak lama.

“Semoga GMPS menjadi bagian cerita dari kehendak guru agung menjadikan Suryalaya menjadi pusat kajian tasawuf dunia,” ujarnya di sela-sela kegiatan manakib di Pontren Suryalaya, Kamis (25/3/2021).

Dalam praktiknya, pontren Suryalaya ujar Sufi, memberikan pelajaran tasawuf bagi seluruh masyarakat dunia, untuk lebih fokus mempelajari tasawuf khususnya Tarekat Qadiriyyah Naqshabandiyyah (TQN).

“Tentu standar kita up (naikan) dulu, persiapannya kita mulai dari sekarang, kalau tidak ada langkah awal tak akan tahu kapan kita akan mengkakhiri,” kata dia.

Menurut Sufi, kajian tasawuf dengan tarekatnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam perkembangan Islam yang dibutuhkan masyarakat.

“Memang Suryalaya pusatnya ada di Tasik, tapi pendidikan Suryalaya ada juga di daerah lainnya di seluruh Indonesia, ini sangat penting untuk diketahui,” ujarnya.

Sebagai salah satu lembaga pesantren yang mempelajari metode kajian tasawuf, pontren Suryalaya diharapkan menjadi solusi bagi masyarakat dalam memberikan pemahaman pentingnya bertarekat dalam syariat islam.

“Makanya saya titip pesan kepada kepala lembaga lain di bawah TQN juga untuk solid, tubuh utuhnya itu adalah Suralaya, tapi di situ ada tupoksi (Tugas pokok dan fungsi) masing-masing,” kata di.

Dengan upaya itu, Sufi berharap perkembangan pontren Suryalaya menjadi pusat kajian tasawuf dunia bisa terwujud sesuai dengan mimpi besar sang guru Abah Anom.

“Semua bidang kita harus siap, dan semua harus sehat, semoga GMPS ke depan sebagai misi kaderisasi dan berkembang di lembaga-lembaga lainnya,” kata dia.

 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Pondok Pesantren Suryalaya

Dengan mematuhi protokoler kesehatan, nampak jamaan tengah mengikuti salah satu kegiatan TQN di pontren Suryalaya, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Dengan mematuhi protokoler kesehatan, nampak jamaan tengah mengikuti salah satu kegiatan TQN di pontren Suryalaya, Tasikmalaya, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Pondok Pesantren Suryalaya yang dipimpin Hadratus Syeh KH Ahmad Tajul Arifin atau yang biasa dipanggih Abah Anom, adalah sebuah nama pondok pesantren yang jejak lama dikenal dengan program ‘Inabah’nya.

Pesantren yang beraliran Tarekat Qadiriyyah Naqshabandiyyah (TQN) ini, mampu menyembuhkan para pecandu narkoba dengan menggunakan metode zikir.

Khusus Indonesia, ada banyak tarekat yang berkembang, dua tarekat yang berpengaruh besar yakni Tarekat Qadiriyyah dan Tarekat Naqshabandiyyah, bahkan muncul tarekat gabungan kedunya yaitu Tarekat Qadiriyyah-Naqshabandiyyah (TQN) yang dikembangkan oleh Syeikh Ahmad Khatib Sambas, Kalimantan.

Taraket ini, kemudian diketahui menjadi produk tarekat asli Indonesia. Dalam perkemangan selanjutnya, TQN kemudian diadopsi Pesantren Suryalaya oleh Abah Sepuh dan Abah Anom sebagai salah satu pusat perkembangan TQN di Indonesia.

Saat ini terdapat beberapa lembaga pendukung pontren Suryalaya yakni GMPS, yayasan yang membawahi Inabah, atau panti rehabilitasi penyalahgunaan obat narkotika dan kenakalan remaja, serta lembaga pendidikan dan lainnya, kemudian Lembaga Dakwah Tarekat Qadiriyyah-Naqshabandiyyah (LDTQN), Ibu Bella, hingga Lembaga Usaha Pedesaan (LUP).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya