Upaya Mengembalikan Keceriaan Anak-Anak Korban Banjir Bandang Flores Timur

Puluhan anak terdampak banjir di pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat trauma healing dari Polisi Wanita (Polwan) Polres Flores Timur.

oleh Dionisius Wilibardus diperbarui 15 Apr 2021, 02:00 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2021, 02:00 WIB
Polwan Plores Flotim beri trauma healing pada anak-anak korban banjir bandang di desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur. (Liputan6.com/Dionisius Wilibardus)
Polwan Plores Flotim beri trauma healing pada anak-anak korban banjir bandang di desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur. (Liputan6.com/Dionisius Wilibardus)

Liputan6.com, Flores Timur - Puluhan anak terdampak banjir di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat trauma healing dari Polisi Wanita (Polwan) Polres Flores Timur.

Kegiatan trauma healing ini dilakukan untuk memulihkan rasa trauma pada anak, pasca banjir bandang menerjang pulau Adonara, Minggu (4/5/2021) dini hari.

Pantauan Liputan6.com di lokasi, trauma healing atau pemulihan rasa trauma dilakukan polwan. Mereka mendatangi langsung lokasi terdampak di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Kabuapaten Flores Timur, NTT, Senin (12/5/2021) siang.

Anak-anak yang masih berusia di bawah umur dan sudah duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dikumpulkan di halaman belakang Polsek Waiwerang, Kelurahan Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur.

Dengan berbagai pendekatan yang dilakukan para polwan, diharapkan bisa memulihkan rasa traumatik pada anak korban banjir bandang ini. Mereka diajak bernyanyi, bermain, dan berkegiatan yang menciptakan suasana gembira. Bahkan, mereka juga diajak menari dan berjoget bersama para polwan.

Suasana riuh penuh tawa gembira anak-anak berusia di bawah 10 tahunan itu tercipta. Kendati mengenakan baju seadanya, mereka seakan melupakan kejadian bencana yang menimpanya.

"Dalam penanganan pasca bencana banjir bandang, ada hal yang juga perlu diperhatikan secara khusus. Yakni dampak psikologis pada anak-anak korban banjir bandang," ungkap Bripka Maria Delvia, ditemui media Liputan6.com, Senin (12/5/2021) siang.

Dia mengatakan anak-anak pasti membutuhkan perhatian lebih karena mereka belum memiliki kemampuan untuk mengartikulasikan perasaan ketika terjadi bencana.

Apalagi, banjir bandang itu terjadi pada dini hari. Anak-anak harus dibangunkan orangtua mereka saat tengah terlelap tidur.

Banjir bandang tersebut akan membuat anak merasa ketakutan, saat melihat keluarga atau teman-temannya yang menjadi korban.

Untuk diketahui, banjir bandang menerjang Pulau Adonara pada Minggu 4 April 2021. Banjir bandang yang membawa material kayu, batu, pasir, dan lumpur tersebut menerjang tiga wilayah kecamatan di Pulau Adonara sehingga menyebabkan puluhan orang meninggal dunia dan ratusan rumah warga rusak berat dan rusak ringan. Jalan dan jembatan rusak, fasilitas umum lainnya seperti listrik pun mati total.

 

Simak Juga Video Pilihan Berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya