Liputan6.com, Palangka Raya - Bukan hal yang baru bagi seorang pemain sepak bola profesional untuk berinvestasi menyiapkan masa depan di luar profesinya. Usai kompetisi Liga 1 maupun Liga 2, mereka tetap disibukkan segudang aktivitas positif alih-alih mengikuti rumor bursa transfer yang terus berkembang.
Seperti contohnya kapten sekaligus gelandang jangkar Barito Putera, Bayu Pradana. Pemain asal Salatiga, Jawa Tengah ini dikenal sejak lama meneruskan usaha restoran satai kambing milik keluarga. Namun, ada bisnis baru yang dijajalnya, yakni membuat peternakan ayam potong.
Ketika dihubungi Liputan6.com, pemain 31 tahun tersebut bercerita telah memulai bisnis unggas ini sejak dua tahun lalu di kampung halamannya. Seiring perkembangan waktu, total sudah ada 15 ribu ayam boiler ada di peternakan miliknya.
Advertisement
"Alhamdulillah kita belajar buat berjaga-jaga mencari tambahan setelah pensiun sebagai pemain bola. Selain itu, usaha ini lumayan mengisi kesibukan saat liburan dengan hal-hal yang positif," ujar Bayu.
Seperti diketahui, harga ayam potong dan telur yang merangkak naik jelang Idul Fitri bukan hal baru untuk pengusaha yang bergerak di bisnis unggas. Meski demikian, kenaikan harga ayam potong ini tidak serta merta jadi keuntungan penjual karena harga pakan ayam juga ikut naik sebagai dampak kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 11 persen yang baru ditetapkan pemerintah.
Meski demikian, Bayu enggan membocorkan omzet yang diraupnya. "Besar kecilnya, kita nikmati saja. Yang penting bisa memberikan hal positif bagi orang-orang di sekitar," pungkas runner-up Piala AFF 2016 bersama Timnas Indonesia ini.
Saat ini, nama Bayu Pradana dikaitkan dengan klub asal Yogyakarta PSS Sleman. Meski demikian, belum ada sinyal kepindahan dari sang pemain karena kontrak dengan Barito Putera masih tersisa hingga 2023 mendatang.