Saga Kejayaan Minyak Atsiri Indonesia di Eropa pada Zaman Kolonial

Minyak Atsiri Indonesia yang sangat dikenal di negara Eropa akan dipromosikan oleh Menparekraf kepada para delegasi G20 yang hadir pada Side Event International Wellness Tourism Conference & Festival (IWTCF).

oleh Dewi Divianta diperbarui 01 Mei 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2022, 13:00 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno di Solo
Menparekraf Sandiaga Uno di Solo (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Solo Minyak atsiri Indonesia atau minyak esensial merupakan senyawa yang diekstrak dari bagian tumbuhan dan diperoleh melalui proses distilasi atau penyulingan. Bagian tumbuhan yang diekstrak dapat berupa kelopak bunga, daun, kulit kayu, biji, hingga akar.

Minyak atsiri juga sangat dikenal di negara Eropa sebelum kemerdekaan dan berpotensi ekonomi tinggi.

Melihat potensi bagus dari minyak atsiri, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno akan memperkenalkan kembali minyak atsiri  kepada delegasi G20 yang hadir pada Side Event International Wellness Tourism Conference & Festival (IWTCF). 

“Dahulu di tahun sebelum kemerdekaan, minyak atsiri Indonesia ini sudah dikenal di Eropa. Kesempatan kita nanti untuk me-relaunch atau melaunching kembali supaya kita bisa mengambil pasar ekspor produk berbasis kesehatan,” Kata Sandiaga Uno di Solo, Jumat (29/4/2022).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

UMKM Harus Berinovasi

Ia menyebut ajang G20 IWTCF dengan tema 'A Sustainability Strategy for The World Tourism Recovery and Growth Through Wellness Tourism For All', akan berlangsung pada 5-7 Agustus 2022 di Solo/Surakarta, Jawa Tengah. Momentum itu akan ia jadikan sebagai ajang promosi destinasi dan produk wisata Wellness Indonesia. 

"Kami akan mendeklarasikan pengembangan pariwisata Wellness di Indonesia, memamerkan, dan mempromosikan destinasi dan produk Wellness Tourism Indonesia, serta membangun jaringan dan kolaborasi," ujar Sandiaga. 

Menurutnya ajang IWTCF tersebut menjadi kesempatan pihaknya akan memilih dan mengenalkan produk-produk ekraf pilihan Kota Solo untuk dipamerkan di pertemuan itu.

"Sebagian sudah kami bawa sampelnya untuk nanti ditampilkan pada IWTCF yang rencananya akan dilakukan pada 5-7 Agustus 2022, di Kota Solo," tutur dia. 

Meski banyak potensi ekraf di Solo, dirinya tetap meminta agar para pelaku UMKM Solo mengembangkan potensi dan terus melakukan inovasi agar produk-produknya memiliki daya tarik bagi wisatawan yang meihatnya dan tertarik membelinya.

Untuk mendukung semangat berinovasi para pelaku UMKM, pihaknya memberikan program BEDAKAN (Bedah Desain Kuliner Nusantara) yang akan memberikan pendampingan bagi pelaku parekraf dalam menghadirkan kemasan yang lebih menarik.

“Ada program BEDAKAN (Bedah Desain Kuliner Nusantara), program agar adanya nilai tambah produk dari pelaku ekraf. Program ini untuk membantu pelaku ekraf dalam daya tarik pengemasan yang diharapkan bisa menjadi nilai jual yang lebih untuk mereka,” ujarnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya