'Jeritan' Pedagang Kedelai Non-Subsidi Kehilangan Pelanggan

Harusnya subsidi langsung diberikan ke pihak importir dan didistribusikan ke agen-agen melalui data yang benar.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 15 Jul 2022, 21:00 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2022, 21:00 WIB
Suntikan program subsidi kedelai yang diberikan pemerintah pusat, membuat para pedagang kadang di Garut, Jawa Barat meradang. Pemberian subsidi yang hanya dimonopoli Kopti, menjadi penyebabnya. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Suntikan program subsidi kedelai yang diberikan pemerintah pusat, membuat para pedagang kadang di Garut, Jawa Barat meradang. Pemberian subsidi yang hanya dimonopoli Kopti, menjadi penyebabnya. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Suntikan program subsidi kedelai yang diberikan pemerintah pusat, membuat para pedagang kacang di Garut, Jawa Barat meradang. Pemberian subsidi yang hanya dimonopoli Kopti, menjadi penyebabnya.

Aceng Hendar, salah satu pedagang kacang kedelai Garut mengatakan, program subsidi kedelai dinilai merugikan para pedagang kacang kedelai yang sudah puluhan tahun berjualan.

"Mohon maaf kami pedagang kedelai non-subsidi tidak bisa bersaing harga dengan kopti, dan kami merasa keberatan dengan adanya program subsidi kedelai yang tidak merata," ujar dia, Kamis (14/7/2022).

Menurutnya, pemberian program subsidi kedelai yang hanya diberikan kepada Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Kopti) Garut, dinilai tidak adil dan berpotensi menimbulkan persaingan tidak sehat.

"Kopti yang berdiri sebulan yang lalu mendapat subsidi, sehingga harga penjualannya selisih Rp1.000, bahkan lebih dari Rp1.000 per kilogram dibanding kami penjual non-subsidi," kata dia.

Hal senada disampaikan Yudi Hendrayana pedagang kedelai lainnya. Menurutnya, subsidi kedelai yang dilakukan saat ini rawan penyalahgunaan dan penyelewengan, karena tidak adanya pengawasan di lapangan.

"Harusnya subsidi langsung diberikan ke pihak importir dan didistribusikan ke agen-agen melalui data yang benar," kata dia.

Pemilik PD H Oman Putra itu meradang, sebab selama tiga bulan pertama subsidi kedelai digelontorkan, hampir 60 persen pedagang dan kelompok perajin tempe tahu selama ini menjadi mitra, berpindah.

"Kejadian ini tidak saja menimpa kami, tapi seluruh pedagang kedelai lainnya, mohon Dinas Perdagangan Garut juga segera bertindak," pinta dia.

 


Harapan

Salah satu kacang kadelai yang digunakan pengrajin tempe tahu di Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Salah satu kacang kadelai yang digunakan pengrajin tempe tahu di Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Sebelumnya, Yudi bersama para pedagang kedelai lainnya telah menyurati Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Kadisperindag ESDM) Garut mengadukan keluhan mereka, namun hingga kini nihil jawaban.

"Saya mohon Pemda Garut segera turun tangan untuk menjawab keluhan kami," pinta dia.

Untuk itu, Yudi bersama seluruh pedagang kedelai lainnya berharap program subsidi kedelai bisa diberikan kepada seluruh pedagang tanpa kecuali.

"Kalau ada program subsidi semua pedagang harus dapat subsidi, kalau tidak ada subsidi semua pun tidak ada yang dapat subsidi,” ujar dia.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya