Cara Santri di Pondok Pesantren Sintang Menyulap Sampah Plastik Jadi Cuan

Melalui bank sampah, para santri masyarakat sekitar dapat berpartisipasi dalam mengumpulkan sampah plastik. Sampah yang terkumpul akan dikonversi menjadi rupiah dan menjadi tabungan

oleh Aceng Mukaram diperbarui 19 Jul 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2022, 06:00 WIB
Program bank sampah di Pondok Pesantren Agropolitan Nurul Ma'arif di Desa Balai Agung, Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang. (Foto: Liputan6.com/PLN Kalbar)
Program bank sampah di Pondok Pesantren Agropolitan Nurul Ma'arif di Desa Balai Agung, Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang. (Foto: Liputan6.com/PLN Kalbar)

Liputan6.com, Pontianak - PLN Kalimantan Barat melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) melaksanakan program bank sampah di Pondok Pesantren Agropolitan Nurul Ma'arif di Desa Balai Agung, Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang.

Program Bank Sampah dengan memanfaatkan sampah plastik yang tidak berguna menjadi barang bernilai rupiah ini melibatkan para santri dan santriwati dan masyarakat sekitar Pondok Pesantren.

Manager PLN UP3 Sanggau, Muhammad Isra, mengklaim program bank sampah ini PLN telah mengucurkan dana TJSL senilai Rp100 juta ini dimanfaatkan untuk membeli peralatan press plastik dan material pendukung lainnya.

Dia kembali mengklaim, PLN secara aktif mendorong masyarakat untuk meningkatkan perekonomian melalui berbagai program pemberdayaan masyarakat.

"Melalui program TJSL, kami berharap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang ada. Semakin banyak masyarakat yang terlibat, maka semakin besar peluang untuk berhasil dalam menjalankan program," kata Muhammad Isra dalam keterangna resminya yang diterima di Kota Pontianak, Kalimantan Barat Minggu (17/7/2022).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Memenuhi Kebutuhan Hidup Santri Pondok Pesantren

Direktur Umum Pondok Pesantren Nurul Ma'arif, Muhammad Faisal, berkata bersyukur atas bantuan yang telah diberikan PLN Kalimantan melalui program Bank Sampah.

Dia bilang, program bank sampah yang dilaksanakan juga bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sintang. Diakuinya, bantuan yang telah diberikan PLN membantu operasional Pondok Pesantren, sekaligus membantu para santri dan santriwati dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Melalui bank sampah, para santri dan santriwati dan masyarakat sekitar dapat berpartisipasi dalam mengumpulkan sampah plastik. Sampah yang terkumpul akan dikonversi menjadi rupiah dan menjadi tabungan para santri/santriwati," kata Faisal.

Kurangi Sampah PlastikSementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sintang, Edy Harmani, menilai program Bank Sampah yang dikembangkan oleh PLN dan pihak Pondok Pesantren sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Sintang dalam mengurangi sampah plastik, baik yang berasal dari rumah maupun tempat usaha dan industri.

"Ini upaya PLN dalam mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekaligus mendorong peningkatan ekonomi masyarakat sekitar Pondok Pesantren," ujar Edy Harmani.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya