Segarnya Pagi Bermain Air Kolam Dingin di Puncak Bumi Cerah Bonebol

Kali ini muncul lagi desa wisata yang baru, yang tak kalah dengan bukit arang, Desa Bulotalangi Kecamatan Bulago Timur, Bonebol juga membuat gebrakan dari sektor pariwisata.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 15 Nov 2022, 10:41 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2022, 06:00 WIB
Puncak Bumi Cerah
Wisata Alam di Bone Bolango, Puncak Bumi Cerah yang berada di Desa Bulotalangi, Kecamatan Bulango Timur (Foto:Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Perekonomian melalui sektor pariwisata di Kabupaten Bone Bolango (Bonebol) terus tumbuh. Pekan lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif baru saja meresmikan desa wisata Bukit Arang.  

Kali ini muncul lagi desa wisata yang baru, tak kalah dengan bukit arang, Desa Bulotalangi Kecamatan Bulago Timur, Bonebol juga membuat gebrakan dari sektor pariwisata.

Tak heran, meski baru pertama dibuka, wisata dengan nama Puncak Bumi Cerah ini, mulai ramai dikunjungi. Bahkan, tidak sekadar mengunjungi, para pelancong juga ada yang bermalam di puncak yang cantik ini.

Untuk menuju lokasi wisata, pengunjung hanya membutuhkan waktu 15 menit dari pusat pemerintahan Kabupaten Bonebol. Sementara kendaraan pengunjung, baik roda dua maupun roda empat,  bisa sampai di lokasi wisata.

Untuk masuk ke destinasi tersebut, pengunjung hanya mengeluarkan biaya karcis masuk sebesar Rp5 ribu per orang. Dengan begitu, pengunjung sudah bisa menikmati seluruh fasilitas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut:


Puncak Bumi Cerah

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno didampingi Bupati Bone Bolango Hamim Pou (Arfandi/Liputan6.com)

Hingga kini, belum diketahui pasti mengapa bukit cantik itu dinamakan puncak bumi cerah. Namun yang pasti, keindahan yang ditawarkan di wisata alam yang satu ini, tidak diragukan lagi.

Saat memasuki kawasan puncak bumi cerah, pengunjung disuguhkan dengan pepohonan hijau yang masih asri. Dari balik rimbunnya pepohonan terdengar riuh kicauan burung endemik sulawesi.

Udara segar yang dihasilkan oleh pepohonan seakan rindang memberikan sensasi yang berbeda saat berada di puncak ini. Dari atas puncak terpampang indah wajah Kabupaten Bonebol.

Tak hanya itu, pengunjung bisa menceburkan diri ke kolam pemandian yang memiliki air yang begitu dingin. Sebab, air kolam di puncak tersebut merupakan air dari hutan taman nasional Bogani Nani Wartabone.

"Sangat segar airnya, apalagi mandi saat pagi hari. Pokoknya sensasinya berbeda dengan yang kolam pemandian yang lain. Di sini kita mandi sambil bisa melihat pemandangan," kata Kakol Rahman kepada Liputan6.com, Rabu (27/07/2022).

Tidak hanya itu, kala pagi hari, pengunjung bisa menikmati sunrise yang terbit dari ufuk timur. Warna langit yang berwarna kemerahan membuat suasana makin berbeda dengan wisata alam lain.

"Pagi hari kita bisa melihat sunrise, malam hari tak kalah menarik, kita bisa melihat hamparan gemerlap lampu wajah Provinsi Gorontalo dari ketinggian," tuturnya.

Namun, kata Kakol, sayangnya, banyak pengunjung masih membuang sampah sembarangan. Hal itu terlihat saat pengunjung meninggalkan tempat wisata, sampah-sampah ditinggalkan berserakan begitu saja.

"Banyak pengunjung yang buang sampah sembarangan, membuat tempat itu kotor dan tidak enak dipandang. Meskipun ada pengelola, minimal masyarakat juga sadar akan sampah," imbuhnya.

Sementara Bupati Bonebol Hamim Pou, mengatakan jika wisata pemandian puncak bumi cerah bisa hadir karena ada potensi besar di desa tersebut. Desa yang sangat dekat dengan hutan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW), dirasa mampu menunjang ketersediaan air jika dibuatkan kolam pemandian.

“Air yang kami gunakan adalah air bersih berasal dari hutan, nah dengan potensi itulah kami melakukan inovasi di sektor pariwisata,” kata Hamim

Menurutnya, jika saat ini wisata puncak bumi cerah kini dikelola oleh masyarakat setempat. Khususnya para pemuda desa. Selain itu, dengan adanya wisata itu, warga sekitar mulai membuka lapak UKM yang bisa dibeli oleh pengunjung.

“Dengan adanya wisata ini, Alhamdulillah, sebagian pemuda desa terberdayakan. Belum lagi warga sekitar yang menjual makanan untuk para pengunjung. Tentu ini sangat membawa dampak ekonomi bagi desa,” ia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya