Dendam Istri Kedua Berbuntut Penganiayaan Balita hingga Tewas di Minahasa Utara

Polres Minahasa Utara berhasil mengungkap motif penganiayaan berujung tewasnya balita berumum 1 tahun 5 bulan yang dilakukan oleh ibu kandungnya.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 08 Agu 2022, 00:00 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2022, 00:00 WIB
Si pembuat foto rekayasa yang kemudian diunggah di Tinder mengaku memiliki teman perempuan yang jadi korban predator seksual anak.
Ilustrasi terborgol. (dok. Photo by niu niu/Unsplash)

Liputan6.com, Manado - Kasus penganiayaan hingga tewasnya seorang balita yang dilakukan oleh ibu kandungya sendiri yakni perempuan AA (23) mulai terungkap.

Polres Minahasa Utara berhasil mengungkap motif penganiayaan berujung tewasnya balita berumum 1 tahun 5 bulan yang dilakukan oleh ibu kandungnya.

Diketahui, AA adalah warga Perum CBA Gold Desa Mapanget, Kecamatan Talawaan, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut.

Kapolres Minut AKBP Bambang Yudi Wibowo mengungkapkan, AA melakukan tindakan tersebut akibat sakit hati karena suaminya seperti jarang pulang rumah. Dalam budaya pop, fenomena ini disebut dengan 'Bang Toyib'.

“AA melampiaskan kekesalannya dengan menganiaya bayinya,” ungkap Bambang Yudi Wibowo, didampingi 'Kasatrekrim AKP Fandi Ba’u dan Kasie Humas Iptu Ennas Firdaus dalam jumpa pers yang digelar Polres Minahasa Utara, Jumat (05/08/2022).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Kronologi Penganiayaan

Kapolres Minahasa Utara mengungkapkan, saat disuapi makanan ternyata balita itu menolak. Hal ini membuat AA marah, dan menghantam wajah anaknya dengan telapak tangan.

Hantaman telapak tangan sebanyak dua kali dari AA membuat balita itu terjatuh terlentang dengan kepala membentur lantai.

“Akibat benturan itu, korban langsung kejang-kejang dan bernafas berat,” papar Kapolres Minahasa Utara.

Melihat kondisi anaknya seperti itu, pelaku langsung mencoba memberikan pertolongan namun sia-sia. Selanjutnya pelaku yang bingung, memesan Gojek dan langsung menuju Polsek Tikala.

“Sedangkan korban ditinggalkan bersama AS seorang penjaga yang juga menjadi saksi dalam kasus ini,” ungkap dia.

Kasat Reskrim AKP Fandi Bau menambahkan AA yang merupakan istri kedua yang dikaruniai dua anak ini sudah sering melakukan perbuatan seperti itu.

Fandi Bau mengungkapkan, motif penganiayaan berujung maut tersebut dilakukan pelaku kepada anaknya karena sakit hati kepada sang suami.

Menurut pelaku, ayah dari bocah malang itu jarang pulang. Suami istri itu seringkali bertengkar di telepon.

“Sakit hati pelaku akhirnya dilampiaskan kepada anak mereka yang masih bayi,” ungkap dia.

Dia menegaskan, perbuatan pelaku dikenakan pasal 80 ayat 3 dan 4 UU RI Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara ditambah sepertiga karena dilakukan oleh orang tua kandung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya