BMKG: Kabar Waspada Aktivitas Pergerakan Sesar Cimandiri dan Erupsi Gunung Gede Penyebab Gempa Bumi Adalah Hoaks

Terdapat dua informasi yang meresahkan dan beredar di masyarakat, pertama yaitu kabar dengan narasi terkait tingkat kewaspadaan atas Sesar Cimandiri.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 22 Nov 2022, 16:44 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2022, 16:40 WIB
Ilustrasi hoaks
Ilustrasi hoaks

Liputan6.com, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengklarifikasi perihal kabar yang menyebutkan lembaga tersebut merilis informasi terkait kegempaan di Cianjur, Jawa Barat.

Terdapat dua informasi yang meresahkan dan beredar di masyarakat, pertama yaitu kabar dengan narasi terkait tingkat kewaspadaan atas Sesar Cimandiri.

Berikut isi kabar yang beredar:

“Ijin melaporkan komandan situasi Terkait tingkat kewaspadaan info BMKG dan BNPB Tingkat waspada Tinggi Wilayah Sukabumi aktivitas Yang di lewati Garis Pergerakan Sesar Cimandiri 1 Minggu Kedepan

1. Pelabuhan Ratu dan sekitarnya

2. Cibadak dan sekitarnya

3. Cicantayan dan Cibolang

4. Sukaraja dan sekitarnya

5. Sukalarang dan sekitarnya

6. Baros dan sekitarnya

7. Salatbintana dan sekitarnya

8. Kadudampit dan sekitarnya

Imbauan bagi warga tetap waspada dan tidak panik serta tak berpergian dari rumah masing-masing untuk menjaga keamanan tempat tinggal masing-masing.

Sedangkan, kedua kabar yang menarasikan bahwa aktivitas pergerakan Sesar Cimandiri dan erupsi Gunung Gede adalah penyebab gempa. Berikut narasinya:

“WASPADA AKTIVITAS PERGERAKAN SESAR CIMANDIRI DAN ERUPSI GUNUNG GEDE YANG MENGAKIBATKAN GEMPABUMI”

Kabar tersebut disampaikan melalui voice note mengenai adanya cahaya seperti api menyala di Gunung Gede yang menyebabkan terjadinya erupsi Gunung Gede yang megakibatkan adanya gempabumi di wilayah Kp Singa Barong dan Kp Sarongge, Kabupaten Cianjur.

Kepala BMKG Stasiun Geofisikan Bandung Teguh Rahayu membantah adanya kedua kabar tersebut.

“Berita tersebut tidak benar dan BMKG tidak pernah menyampaikan serta menyebarluaskan informasi tersebut,” kata Rahayu dalam keterangan tertulis, Selasa (22/11/2022).

Rahayu menegaskan, kabar tersebut hanya hoaks alias isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan membohongi masyarakat, karena isu tersebut tidak mempunyai dasar ilmiah yang jelas.

“Perlu diketahui bahwa sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi dengan tepat, kapan, di mana dan berapa kekuatan gempa yang akan terjadi. Informasi resmi yang diperoleh dari PVMBG, hingga saat ini status Gunung Gede masih dalam status Level I (Normal),” tutur Rahayu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya