Cerita Perjuangan Anak Petani Bulukumba saat Mengikuti Pameran Produk Inovatif di Makassar

Dia jauh-jauh datang dari kampungnya untuk mengikuti ajang pameran produk inovatif di Kota Makassar.

oleh Ahmad Yusran diperbarui 30 Nov 2022, 15:50 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2022, 15:50 WIB
Nurul Syiafika, anak petani asal Bulukumba saat mengikuti ajang pameran produk inovatif di Makassar (Liputan6.com/Ahmad Yusran)
Nurul Syiafika, anak petani asal Bulukumba saat mengikuti ajang pameran produk inovatif di Makassar (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

Liputan6.com, Makassar - Nurul Syiafika namanya. Dia hanyalah seorang anak petani dan saat ini masih duduk di bangku kelas XII SMK Negeri 11, Kabupaten Bulukumba.

Sedikit pun ia tidak malu dan merasa risih membawa bekal beras sebanyak 2 liter dari rumahnya di kampung ke kota untuk mengikuti ajang pameran produk inovatif hasil kreativitas siswa SMK se-Sulsel tahun 2022 yang digelar di anjungan Pantai Losari Makassar baru-baru ini dalam rangka Hari Guru Nasional.

Anak sulung dari 4 bersaudara ini kepada Liputan6.com mengaku bangga bisa ikut serta mewakili dan memperkenalkan sekolahnya di kota Makassar.

"Awalnya saya bawa bekal sejumlah buras dari rumah di Desa Cilallang, Kecamatan Tanete. Tapi diperjalanan sudah habis dimakan dengan teman-teman dan guru," kata Nurul Syiafika.

Seakan bisa oleh terbiasa, sembari memainkan jemarinya mencuci beras pada fasilitas air PDAM yang langsung bisa diminum di anjungan Pantai Losari, Nurul Syiafika kembali memperlihatkan bahwa kebiasaannya memasak bukanlah hal baru baginya.

"Karena sehari-hari saya yang membantu ibu memasak di rumah sebelum bapak pergi ke sawah,. Dan memang Bulukumba terkenal tidak hanya dengan kapal Phinisi, tapi beras hasil pertaniannya juga bagus," katanya.

 

Pendidikan Karakter itu Penting

Ajang Pameran Produk Inovatif di Makassar (Liputan6.com/Ahmad Yusran)
Ajang Pameran Produk Inovatif di Makassar (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

Ketua Lembaga Inovasi dan Pengembangan Kewirausahaan Universitas Negeri Makassar, Prof Ramli Umar mengatakan, tidak sedikit masyarakat sekolah jadi multi tafsir dan gagal orientasi dalam sebuah ajang seperti pameran produk inovatif hasil kreativitas siswa SMK.

"Padahal esensi utama dari ajang pameran produk inovatif hasil kreativitas siswa SMK adalah kearifan lokal, adil dan inklusif. Dimana gerakan pendidikan karakter itu bertumpu dan responsif pada nilai kearifan lokal dari daerah asal sekolah tersebut. Tujuannya agar pelajar mampu mengembangkan dan memperkuat nilai kearifan lokal sehingga dapat memberi identitas dan jati diri peserta didik sebagai bangsa," kata Ramli Umar.

Olehnya ia mengimbau kepada para kepala sekolah, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan pihak-pihak lain untuk dapat menyepakati prioritas nilai-nilai utama karakter dan kekhasan sekolah dan asal daerah yang diperjuangkan. Tujuannya agar adil dan inklusif, sehingga gerakan pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dikembangkan dan dilaksanakan dengan selaras berdasarkan prinsip keadilan, non-diskriminasi, menghargai kebhinekaan dan perbedaan (inklusif), dan menjunjung harkat dan martabat manusia.

"Pendidikan karakter pelajar itu memang tidak mudah. Karena semua pihak wajib menyepakati bentuk dan strategi pelaksanaan yang namanya gerakan pendidikan karakter, bahkan membiayai gerakan prinsip-prinsip pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)," jelasnya

Simak juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya