Liputan6.com, Yogyakarta - Jadah tempe merupakan salah satu makanan tradisional khas yang berasal dari Kaliurang, Sleman, Yogyakarta. Jika sedang berkunjung ke wilayah Kaliurang, jadah tempe menjadi salah satu makanan yang wajib dicoba.
Mengutip dari slemankab.go.id, makanan ini tak banyak ditemui di sembarang tempat. Pasalnya, jadah tempe memang merupakan makanan khas Kaliurang.
Jadah tempe juga sangat populer di sekitar tempat wisata yang berada di lereng Gunung Merapi. Adapun nama jadah tempe sebenarnya merupakan gabungan dari dua jenis makanan, yakni jadah dan tempe.
Advertisement
Baca Juga
Jadah merupakan olahan ketan, sedangkan tempe merupakan olahan kedelai. Selain tempe, ada juga yang menggunakan tahu.
Baik tempe atau tahu biasanya diolah dengan cara dibacem. Jadah atau uli juga biasa disebut dengan gemblong, terutama di kalangan masyarakat Jawa.
Makanan olahan ketan ini dipadukan dengan kelapa yang memiliki cita rasa gurih. Perpaduan jadah dan tempe atau tahu bacem menjadi lebih nikmat jika ditemani dengan cabai rawit.
Umumnya, makanan ini disajikan dengan bungkus daun pisang. Kombinasi rasa gurih, manis, dan pedas pun akan semakin nikmat karena aroma dari daun pisang.
Salah satu jadah tempe yang cukup populer adalah Jadah Tempe Mbah Carik. Tempat kuliner Yogyakarta tersebut berada di area wisata Kaliurang.
Awalnya, jadah tempe merupakan makanan sederhana yang biasa dikonsumsi oleh orang desa. Pada 1950-an, jadah tempe diperkenalkan pertama kali oleh Sastro Dinomo atau yang sering disapa Mbah Carik di sekitar desa di Kaliurang.
Makanan tersebut pun menjadi populer ketika Sri Sultan Hamengkubuwono IX mencoba mencicipi jadah tempe. Ternyata, Sultan sangat menyukainya dan sering kali mengutus pengawalnya untuk membeli jadah tempe Kaliurang.
Sejak saat itu, makanan ini pun menjadi populer sekaligus menjadi makanan khas Yogyakarta, khususnya Kaliurang. Makanan ini bisa dinikmati dengan harga yang terjangkau, yakni antara Rp.10.000–Rp.20.000 saja.
Jika kamu berkunjung ke sekitar Taman Wisata Kaliurang, kamu akan dengan mudah menemui penjual jadah tempe di setiap sudutnya. Bahkan, beberapa penjual menjajakan dagangannya dengan cara berkeliling.
Â
Penulis: Resla Aknaita Chak