Program Pasar Digital untuk Dorong UMKM Naik Kelas

Erick Thohir menegaskan bahwa Kementerian BUMN mempersiapkan berbagai macam program guna mendorong pelaku UMKM untuk naik kelas.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Mar 2023, 15:08 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2023, 13:04 WIB
Pelaku UMKM.
Ilustrasi pelaku UMKM. (Foto: Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bahwa berbagai program yang disiapkan oleh Kementerian BUMN dalam mendorong inklusi keuangan dan penguatan bisnis UMKM telah berhasil mengantarkan para pelaku usaha untuk naik kelas.

Salah satu program tersebut adalah Program Pasar Digital atau PaDI UMKM. Program ini menjadi salah satu sarana mengarahkan bisnis UMKM pada kepastian dan keberlanjutan usaha. Program PaDI UMKM ini juga sejak awal mampu mendorong transformasi BUMN dalam membentuk ekosistem yang melibatkan UMKM.

Hingga saat ini, sebanyak 40.000 UMKM sudah bergabung dalam program Pasar Digital UMKM. Bersama 92 perusahaan dan anak perusahaan BUMN sudah menyalurkan pembiayaan Rp 24,4 triliun sepanjang tahun 2022.

"Itu dengan target tahun ini (2023), Insyaallah, mencapai Rp 50 triliun,” sebut Erick dalam sambutan pada acara BRI Microfinance Outlook 2023, dengan tema ”Financial Inclusion and ESG: The Road to Equitable Economic Prosperity di Jakarta, Kamis (26/1/2023).

Erick juga menambahkan bahwa transformasi program kolaborasi UMKM bersama BUMN dalam Program PaDI tidak hanya membantu menyerap produk dari UMKM. Program ini juga menjaga agar BUMN tidak bersikap sebagai menara gading yang tinggi menjulang dan tak tersentuh oleh rakyat.

“BUMN bukan menara gading yang tidak tersentuh oleh rakyat. PaDI UMKM juga menjaga agar dapat membantu perjalanan kita menuju Indonesia yang merdeka dan berdaulat,” ujarnya.

 

Inklusi Keuangan

Erick mengaku lega dan gembira karena pembicaraan mengenai inklusi keuangan semakin mengarah dan menajam kepada UMKM. Itu penting karena UMKM merupakan arena kehidupan rakyat, arena perekonomian masyarakat, dan arena untuk mempercayakan harapan besar kala bertahan dengan usaha sendiri.

“(UMKM itu) bukan hanya untuk melompat jauh dengan inovasi. Seringkali, usaha rakyat ini dilakukan hanya untuk bertahan hidup sehari-hari,” ujarnya.

Untuk memperkuat inklusi keuangan pada UMKM ini, Erick menekankan peran BRI sebagai Holding Keuangan Ultra Mikro. Sebab BRI, sejak awal, telah konsisten berfokus pada pengembangan perekonomian dan keuangan rakyat.

“Terutama dalam menjalankan target kita dalam menyalurkan pembiayaan dan pendampingan hingga kini. BRI berhasil mengintegrasikan 34 juta nasabah dari target 50 juta nasabah melalui holding ultra mikro,” kata Erick.

 

Nasabah Holding Ultra Mikro

Ke-34 juta nasabah holding ultra mikro itu terdiri atas 14 juta nasabah mikro BRI; 6,8 juta nasabah mikro PT Pegadaian (Perseroan), dan 13 juta nasabah PNM Mekaar. Khusus untuk PNM Mekaar sudah menyalurkan Rp 156,79 triliun. Dan secara khusus meningkatkan talenta serta kemampuan ibu-ibu Preneur dan perempuan Indonesia dalam berusaha.

“Ini wujud kemajuan yang memiliki harapan ketika kita bicara mengenai inklusi keuangan. Maka dari itu, kita harus lebih memastikan program-program inklusif yang mendorong UMKM naik kelas, dapat berjalan berkelanjutan. Karena melalui UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian rakyat juga lah dapat kita atasi persoalan yang dihadapi, hingga meraih Indonesia merdeka dan berdaulat,” ujar Erick Thohir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya