Longsor Timbun Truk Kontainer di Kupang NTT, Ini Perkembangan Terkini

Material longsor juga menutupi ruas Jalan Trans Timor, jalur utama yang menghubungkan Kota Kupang, Kabupaten Kupang, dengan kabupaten lain maupun dengan wilayah Timor Leste.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 08 Mar 2023, 12:40 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2023, 10:45 WIB
PVMBG Kementerian ESDM mengimbau masyarakat di tiga wilayah yakni Maluku, NTB dan NTT mewaspadai potensi terjadinya longsor dan banjir bandang/ aliran bahan rombakan.
PVMBG Kementerian ESDM mengimbau masyarakat di tiga wilayah yakni Maluku, NTB dan NTT mewaspadai potensi terjadinya longsor dan banjir bandang/ aliran bahan rombakan.

Liputan6.com, Kupang - Bencana tanah longsor di Desa Noelmina, Kecamatan Takari, Kupang, Nusa Tenggara Timur pada Jumat (17/2/2023) malam mengakibatkan delapan unit rumah warga yang terdiri dari 11 KK serta sebuah truk pembawa kontainer tertimbun material.

Material longsor juga menutupi ruas Jalan Trans Timor, jalur utama yang menghubungkan Kota Kupang, Kabupaten Kupang, dengan kabupaten lain maupun dengan wilayah Timor Leste. Hingga Minggu (19/2) sore, sejumlah peralatan berat masih terus dioperasikan untuk membersihkan material yang menimbun ruas jalan setinggi 15-20 meter, dengan panjang 200-300 meter.

Perkembangan terkininya, kendaraan roda empat sudah bisa melintasi jalur darurat di area longsor yang menimbun ruas Jalan Trans Timor di Desa Noelmina. Jalur darurat sepanjang sekitar 200 meter tersebut dibuka di salah satu bagian material longsor yang sudah dirapikan menggunakan peralatan berat.

"Khusus kendaraan roda empat sudah bisa melintasi jalur darurat mulai malam ini," kata Kapolres Kupang, Nusa Tenggara Timur, AKBP FX Irwan Arianto kepada wartawan di lokasi bencana tanah longsor di Desa Noelmina, dilansir Antara.

Irwan yang memimpin langsung personelnya untuk mengatur penggunaan jalur darurat, menjelaskan kendaraan roda empat maupun sepeda motor yang hendak melintas dari arah Kota Kupang dan Kabupaten Kupang menuju Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan sebaliknya sudah bisa melintasi jalur tersebut.

Jalur darurat, kata dia, hanya diizinkan bagi kendaraan roda empat, sedangkan kendaraan roda enam dan seterusnya belum bisa melewati jalur tersebut karena kondisi medan yang belum memungkinkan.

"Kondisi tanah masih lembek, mudah bergerak sehingga belum bisa untuk kendaraan yang lebih berat," katanya.

Ia mengatakan jalur darurat dapat dimanfaatkan untuk sementara sambil menunggu penyiapan jalur alternatif di sekitar lokasi bencana yang nantinya dapat dilalui semua jenis kendaraan.

Irwan mengatakan pihaknya juga segera berkoordinasi dengan pemerintah desa, tokoh masyarakat dan warga untuk pembangunan karena jalur alternatif yang akan melewati beberapa lahan warga.

"Jadi penanganan dampak longsor ini memang butuh waktu ekstra. Kami minta juga agar bisa dikerjakan secara cepat karena jalur ini urat nadi akses di Pulau Timor," katanya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya