Kementan Serukan Genta Organik, Kodam XIV Hasanuddin Siapkan 5.043 Babinsa Bangun Pertanian

Kegiatan itu juga dirangkaikan dengan pelatihan sejuta petani dan penyuluh.

oleh Fauzan diperbarui 16 Mar 2023, 16:12 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2023, 15:40 WIB
Mentan Syahrul Yasin Limpo dan Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso (Liputan6.com/Fauzan)
Mentan Syahrul Yasin Limpo dan Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso (Liputan6.com/Fauzan)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian menggelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Volume 5 Tahun 2023 dengan tema Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik). Kegiatan yang dirangkaikan dengan Bimtek Sinergitas TNI AD dan Kementerian Pertanian dalam rangka mendukung program Ketahanan Pangan Nasional itu diselenggarakan di Gedung Jenderal M. Jusuf, Makassar, Sulawesi Selatan pada Kamis (16/3/2023).

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, salah satu faktor yang memengaruhi tingkat produktivitas hasil pertanian di Indonesia adalah ketersediaan dan kecukupan pupuk anorganik. Tak bisa dimungkiri, pemenuhan kebutuhan pupuk untuk para petani masih menjadi salah satu prioritas Kementerian Pertanian hingga saat ini. 

"Sampai saat ini, untuk memenuhi ketersediaan dan kecukupan pupuk organik sangat sulit dan mahal karena beberapa bahan bakunya masih tergantung impor dari negara lain," kata menteri yang akrab disapa SYL itu, Kamis (16/3/2023).

Syahrul menjelaskan bahwa dirinya dan jajaran Kementerian Pertanian juga saat ini mendorong para petani menggunakan pupuk organik dan hayati secara mandiri dan masif. Pasalnya, Rusia dan Ukraina yang diketahui menjadi negara produsen pupuk saat ini tengah dilanda peperangan. 

"Gerakan ini tidak berarti meninggalkan penggunaan pupuk kimia sepenuhnya, melainkan boleh menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan tidak berlebihan atau menggunakan konsep pemupukan berimbang," tutur mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode itu.

Dia berharap melalui Genta Organik, kebutuhan pangan tetap terjaga dan berkontribusi dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, penghasil devisa negara, sumber pendapatan utama rumah tangga petani, dan penyedia lapangan kerja.

Pada kesempan yang sama, Mentan juga menyampaikan bahwa keterlibatkan Komando Daerah Militer (Kodam) XIV Hasanuddin di sektor pertanian akan menjadi energi baru dalam mengakselerasi pertanian yang lebih baik.

"Saya menaruh sekali harapan bahwa inilah implementasi dari kerja sama TNI Kementan secara nasional yang secara konkret langkahnya diambil oleh Bapak Pangdam XIV Hasanuddin," kata Mentan Syahrul.

 

Sambutan Baik Kodam XIV Hasanuddin

Mentan Syahrul Yasin Limpo dan Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso (Liputan6.com/Fauzan)
Mentan Syahrul Yasin Limpo dan Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso (Liputan6.com/Fauzan)

 

Sementara itu, Pangdam XIV Hasanuddin, Mayor Jenderal TNI Totok Imam Santoso mengapresiasi upaya Kementan yang telah yang telah memberikan peluang kepada Bintara Pembina Desa (Babinsa) sebagai pelaku utama di sektor pertanian.

"Beliau pada hari ini memberikan suatu kemudahan-kemudahan dan kerja sama dengan kita, yang tadinya Babinsa hanya pendamping sekarang jadi pelaku. Saya terima kasih," kata Totok kepada wartawan.

Dia mengatakan, TNI AD akan all out membantu mewujudkan ketahanan pangan yang selama ini sedang digencar pemerintah pusat dalam hal ini Kementan.

"Sudah ada arahan dari pimpinan saya dari Panglimana TNI dan Bapak Kasad bahwa keberadaan TNI-AD harus bisa membantu pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan masyarakat dalam menghadapi masalah," kata dia.

Totok mengatakan akan mengikutkan 5043 Babinsa yang tersebar Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara.

"Walaupun di sini terbatas, tapi nanti akan dilatihkan sendiri. Jadi, harapan saya semua Babinsa tidak hanya pendampingan dan sebagai pelaku," imbuh dia.

 

 

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, pihaknya akan membangun 1.020 titik demplot pembuatan pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida alami.

"Ini akan menjadi tempat pembelajaran petani dalam mengembangkan sistem produksi pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami, sehingga dapat mengimplementasikan dan menerapkannya secara mandiri di lahan usaha taninya," tutur dia.

Pelatihan Sejuta Petani

Pelatihan Sejuta Petani Kementerian Pertanian (Liputan6.com/Fauzan)
Pelatihan Sejuta Petani Kementerian Pertanian (Liputan6.com/Fauzan)

Peserta yang mengikuti Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh kali ini sebanyak 1.800.000 orang yang terdiri dari 1.761.907 petani dan 38.093 berasal dari penyuluh pertanian. Total keseluruhan yang mengikuti pelatihan ini sejak digulirkan sebanyak 11 juta peserta.

Bukan hanya itu, sejak tahun 2020, BPPSDMP telah melatih petani dan penyuluh secara hybrid melalui berbagai program lainnya, yakni Mentan Sapa Petani dan Penyuluh Pertanian (MSPP), Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras), Bertani on Cloud (BoC), dan Milenial Agriculture Forum (MAF).

Tahun 2020 jumlah peserta dilatih sebanyak 986.558 peserta. Tahun 2021 jumlah peserta mencapai 2.331.530. Sedangkan di tahun 2022 Kementan melatih sebanyak 6.567.531.

Sementara di awal tahun 2023 peserta yang dilatih sebanyak 319.544. Sehingga secara kumulatif sampai bulan Februari 2023, total peserta yang telah dilatih mencapai 10.205.163.

Hasil pelatihan sejak 2020 sudah dapat dirasakan oleh petani, yaitu sebanyak 546.469 orang Petani Milenial yang dibina Kementan, yang mengakses KUR sebanyak 140.158 orang dengan jumlah akad senilai Rp. 6.570.382.877.462.

Tidak hanya itu, total peserta yang dilatih pada pelatihan sejuta petani dan penyuluh (purnawidya) sebanyak 6.724.637 peserta, 900.155 diantaranya memanfaatkan KUR dengan jumlah akad Rp 29.263.244.103.904.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya