5 Hari Setelah Ajudan Tewas Bunuh diri, Kapolda Gorontalo Dimutasi

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo membenarkan perihal mutasi dan rotasi yang dilakukan Kapolri.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 30 Mar 2023, 05:00 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2023, 05:00 WIB
Irjen Pol Helmy Santika
Irjen Pol Helmy Santika. Foto:gemanusantara (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan mutasi besar-besaran terhadap ratusan perwira baik pati hingga pamen di lingkungan Polri. Tercatat, ada 473 personel yang dimutasi dan dirotasi jabatannya.

Keputusan mutasi itu tertuang dalam 4 surat telegram rahasia (TR) dengan nomor ST/712/III/Kep./2023, ST/713/III/Kep./2023, ST/714/III/Kep./2023 dan ST/715/III/Kep./2023. Semuanya tertanggal 27 Maret 2023 dan ditandatangani Wakapolri, Komjen Pol Gatot Eddy Pramono atas nama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo membenarkan perihal mutasi dan rotasi yang dilakukan Kapolri. Menurutnya, mutasi dan rotasi jabatan adalah hal yang biasa dalam organisasi Polri.

“Jadi pada hari ini Pak Kapolri mengeluarkan 4 TR mutasi. Dari TR mutasi tersebut, jumlah keseluruhan yang mengalami rotasi dan mutasi ada 473 personel,” kata Dedi, Rabu (29/3/2023).

Dari ratusan personel yang dimutasi, Kapolda Gorontalo Irjen Pol Helmy Santika juga ikut dimutasi. Irjen Helmy resmi menjabat sebagai Kapolda Lampung menggantikan Irjen Akhmad Wiyagus yang menjabat Kapolda Jabar.

Sementara Posisi Helmy Santika digantikan oleh Irjen Pol Angesta Romano Yoyol. Meski begitu, mutasi Kapolda Gorontalo sendiri masih menuai pertanyaan publik.

Pasalnya, rotasi ini terjadi setelah 5 hari ajudannya tewas bunuh diri pada, Jumat (24/3/2013) sekitar pukul 16.00 WITA. 

Simak juga video pilihan berikut:

Kronologi Kematian RF

Sebelumnya, di Desa Ombulo, Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo seketika dihebohkan dengan penemuan sesosok jasad dalam mobil polisi. Mobil tersebut terparkir di Jalan Gorontalo Outer Ring Road (GORR) Jumat (24/3/2013), sekitar pukul 16.00 Wita.

Jenazah laki-laki berinisial RF itu ternyata anggota polisi berpangkat Briptu. Menurut informasi yang didapatkan, bahwa korban RF merupakan ajudan Kapolda Gorontalo.

RF sendiri meninggal dengan posisi duduk pada kursi depan mobil dengan kondisi luka tembak di bagian dada sebelah kiri. Sementara mesin mobil yang dinaikinya masih dalam keadaan menyala.

Menurut warga sekitar, sore itu mereka melihat sebuah mobil putih parkir di tepian jalan. Namun, warga mengira bahwa pengemudi mobil tersebut hendak beristirahat.

Selang beberapa saat, warga sekitar mulai curiga. Sebab, mobil tersebut masih berada di lokasi. Bahkan, mesin mobil juga terlihat masih menyala.

Warga pun mencoba mendekati mobil tersebut. Dengan kagetnya, warga melihat jika pengemudi sudah dalam keadaan meninggal dunia. Warga yang menemukan hal itu langsung melaporkan kepada pemerintah desa.

Sementara pemerintah desa langsung melaporkan ke Polsek setempat. Tidak selang lama, tim INAFIS Polda Gorontalo langsung melakukan olah TKP dan langsung mengevakuasi korban.

Sementara itu, Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Gorontalo Kombes Pol Nur Santiko mengungkap motif RF mengakhiri hidupnya. Menurutnya, Briptu RF nekat melakukan itu karena diduga hubungan asmara dengan kekasihnya tidak berjalan lancar.

"Setelah dilakukan penyelidikan, akhirnya terkuak informasi adanya keluhan tentang perasan asmara yang terpendam dan kekecewaan kepada korban RF," kata Kombes Pol Nur Santiko.

Menurut Kombes Pol Nur Santiko bahwa saat ini pihak Polda Gorontalo belum mengetahui keberadaan kekasih Briptu RF itu. Sebab, mereka menjalin hubungan jarak jauh dengan lokasi kekasihnya tidak diketahui.

"Jelas kami akan dalami lagi, mudah-mudahan segera terungkap motif sebenarnya RF bunuh diri," ia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya