Kisah Jalur Angker Kota Semarang yang Kerap Memakan Korban

Biasanya, mereka harus melempar koin jika melewati jalur angker ini.

oleh Tifani diperbarui 14 Apr 2023, 03:00 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2023, 03:00 WIB
Moch Harun Syah/Liputan6.com
Ilustrasi jalur angker

Liputan6.com, Semarang - Jalan Raya Tugu di Kota Semarang merupakan jalur utama ramai dilalui kendaraan. Meski demikian, ada satu kisah misteri yang menyelimuti jalur Pantura tersebut.

Cerita angker mengenai keberadaan kuburan atau makam kembar di Tugurejo, Kota Semarang. Keberadaan kuburan kembar ini membuat jalan di Tugurejo Semarang tersebut dikenal angker.

Terlebih lagi, lokasi tersebut sering memakan korban jiwa dari peristiwa kecelakaan lalu lintas. Dikutip dari berbagai sumber, dahulunya di tengah jalan tersebut terdapat sebuah makam yang kerap disebut Kuburan Njambul.

Makam itu disebut njambul karena batu nisannya menyembul ke tengah jalan. Secara kasat mata, keberadaan Kuburan Njumbul itu memang sudah tak lagi terlihat karena terbenam beton.

Berulang kali patok itu tertimbun beton dan di cabut, ujung nisannya terus kembali muncul. Masyarakat setempat juga tidak mengetahui makam siapa yang berada di tengah jalan tersebut.

Namun, banyak yang percaya bahwa makam tersebut merupakan milik seorang perempuan yang sering disebut-sebut sebagai perawan kawak. Konon, sosok mistis ini kerap muncul sebagai gadis cantik berbaju putih dan rambut panjang sampai menyentuh jalan.

Sosok seram perawan kawak ini lah yang menyebabkan jalur ini sering memakan korban. Kecelakaan yang terjadi diakibatkan karena pengemudi kendaraan yang melewati jalan ini dikagetkan dengan sosok kemunculan perawan kawak itu.

Selain itu, kadang pengguna jalan juga dibuat berhalusinasi dengan melihat jalan tampak lurus namun padahal tikungannya tajam sekali. Kuburan Njumbul ini juga dikeramatkan oleh sejumlah orang.

Beberapa warga ada yang kerap meletakkan sesaji dan melemparinya dengan sejumlah uang. Tujuan sesaji diberikan adalah supaya diberi keselamatan.

Biasanya yang memberikan sesaji adalah mereka yang pernah mengalami insiden di lokasi atau anggota keluarga yang tewas dalam insiden di jalan tugu ini. Sesaji yang diberikan supaya kedepannya kejadian serupa tidak terulang, baik kepada yang pernah mengalami atau kerabat yang bersangkutan.

Mereka juga berharap sosok mistis penunggu kuburan di tengah jalan itu tidak mengganggu para pengguna jalan lain. Agar terhindar dari bahaya di tikungan jalan tugu itu, pengemudi harus membuyikan klakson sebelum melewati tikungan sebagai tanda uluk salam.

Jalanan angker ini juga populer di kalangan para sopir bus dan truk. Biasanya, mereka harus melempar koin jika melewati jalur angker ini. Istilah melempar koin saat melintas area yang dikeramatkan ini disebut dengan sawur.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya