Harga Cabe Rawit dan Bawang Putih Naik, Begini Kata Petani Gorontalo

Pantauan Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Provinsi Gorontalo pada tanggal 15 Mei 2023 harga cabe rawit dan bawang putih masing masing di angka Rp30.000 dan Rp42.917 per kg.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 22 Mei 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2023, 10:00 WIB
Jelang Nataru, Harga Bahan Pokok Merangkak Naik
Pedagang merapikan cabai rawit merah (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Gorontalo - Harga cabe rawit dan bawang putih di Provinsi Gorontalo dilaporkan merangkak naik selama lima hari terakhir. Pantauan Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Provinsi Gorontalo pada tanggal 15 Mei 2023 harga cabe rawit dan bawang putih masing masing di angka Rp30.000 dan Rp42.917 per kg.

Cabai rawit sempat naik Rp32.000 pada tanggal 16 Mei namun stabil di harga Rp31.250 pada tanggal 17-19 Mei kemarin. Ada kenaikan 4,16 persen ini harus diwaspadai,” kata Kepala Dinas Kominfo dan Statistik melalui Kabid Statistik Debby Habibie saat merilis data sektoral, Minggu (21/5/2023).

Pergerakan harga bawang putih juga dilaporkan naik. Pada tanggal 15 Mei berada di harga Rp42.917 namun naik 4,07 persen menjadi Rp44.667 per kg pada tanggal 17-18 Mei. Sehari setelahnya terpantau turun 3,73 persen menjadi Rp43.000.

“Cabe merah keriting yang konstan penurunannya selama lima hari terakhir. Tercatat tanggal 15 Mei di harga Rp47.917 turun sekitar 20 persen menjadi Rp38.333 per kg,” imbuhnya.

Harga komoditas lain seperti beras, gula pasir dan tepung terigu dilaporkan stabil masing masing diharga Rp13.380, Rp15.000 dan Rp13.000. Minyak goreng juga stabil di harga Rp15.000, Rp22.000 dan Rp17.100 tergantung jenisnya.

Harga daging sapi, daging ayam dan telur juga dilaporkan stabil. Daging sapi di harga Rp130.000 per kg, daging ayam Rp27.500 dan telur Rp31.333 per kg.

Simak juga video pilihan berikut:


Bawang Merah Sulit Tumbuh

Harga Bawang Putih Melonjak
Pekerja menurunkan karung berisi bawang putih di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (5/2/2020). Kelangkaan pasokan bawang putih di dalam negeri berimbas tingginya harga komoditas tersebut yang mencapai kisaran Rp 57.500/kilogram. (merdeka.com/magang/ Muhammad Fayyadh)

Meski harga bawang di Gorontalo sering naik, namun petani di daerah tersebut mengaku masih enggan untuk menanamnya.

"Jenis tanaman bawang kurang cocok ditanam di daerah kita. Tingkat keberhasilannya kecil sehingga petani potensial merugi," kata Gusti Maku petani di Gorontalo

Dia mengaku pernah mencoba menanam bawang merah, tetapi hasilnya sebagian besar busuk. Apalagi saat memasuki musim penghujan, pasti bawang merah tidak berkembang maksimal.

Dengan iklim yang makin tak menentu, kata dia, petani tidak mau ambil resiko menanam bawang merah. Mereka lebih memilih komoditas lain seperti jagung, padi, cabai dan sayuran.

"Mending kami menanam yang pasti-pasti saja, kami tidak mau coba-coba takut rugi,"ungkapnya.

Menurut mereka, jika bawang merah lebih cocok ditanam di lahan yang berpasir. Sementara kontur tanah di Gorontalo jarang tanah yang berpasir.

"Kalau melihat tanah di Gorontalo memang tidak berpasir, sementara bawang hanya tumbuh di daerah seperti itu. Jadi tidak heran jika bawang di Gorontalo serng mahal," dia menjelaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya