Liputan6.com, Bandung - Mendekati Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024, saat ini muncul beberapa kandidat yang siap menjadi capres dan cawapres. Salah satu di antaranya adalah nama Yenny Wahid, putri dari Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Baca Juga
Advertisement
Tak tanggung-tanggung, Yenny Wahid masuk bursa cawapres untuk disandingkan dengan Anies Baswedan.
Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin mengatakan soal bagaimana idealnya jika Anies dan Yenny dipasangkan untuk Pilpres 2024.
"Saya kira keinginan Surya Paloh menggaet Yenny Wahid sebagai Cawapres Anies bukan tanpa alasan. Yenny Wahid ini kan perempuan dan tokoh di Nahdlatul Ulama. Sehingga Pak Surya tentu melakukan kalkulasi dan melihat potensi kemenangannya besar kalau pasangan ini diduetkan," ujarnya di Jakarta, Selasa (4/7/2023).
Ujang pun tidak melihat dengan mengusung Yenny Wahid akan membuat posisi Koalisi Perubahan terancam bubar. Sebab, Yenny Wahid merupakan tokoh independen yang tidak terafiliasi dengan partai politik manapun.
"Kita tahu bahwa Yenny Wahid ini tokoh yang independen secara politik. Posisi ini membuatnya dapat diterima partai politik mana pun di dalam koalisi termasuk Koalisi Perubahan," ujarnya.
Meskipun, dia mengakui semua partai politik memaksakan kader internal untuk maju sebagai Cawapres berpasangan dengan Anies. Misalnya, PKS mengusung Ahmad Heryawan sementara Demokrat mengusung Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono.
"Biasa dalam koalisi semua parpol mengusung kader masing-masing. Namun, itu tidak bisa dipaksakan, nanti ada titik temu antara semua parpol itu siapa yang harus diusung akhirnya. Tentu ada parameter sehingga satu tokoh itu diputuskan jadi cawapres," tuturnya.
Profil Yenny Wahid
Yenny Wahid mempunyai nama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh, S.I.Kom., M.P.A. Dia merupakan wanita kelahiran 29 Oktober 1974. Yenny merupakan anak kedua dari Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid dan Sinta Nuriyah.
Dia lahir dan besar dalam lingkungan keluarga Nahdlatul Ulama dan dikenal sebagai sosok politikus dan aktivis.
Pada 15 Oktober 2009, Yenny menikah dengan Dhorir Farisi dan mempunyai anak diantaranya Malica Aurora Madhura, Amira, dan Raisa Isabella Hasna.
Ia pun merupakan pendiri dari Partai Kedaulatan Bangsa yang melebur dengan Partai Indonesia Baru dan menjadi Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru.
Wanita berusia 48 tahun tersebut pun pernah menjabat menjadi komisaris Garuda Indonesia sejak 2020 hingga mengundurkan diri pada 2021.
Dalam pendidikan, Yenny Wahid pernah bersekolah di SMA Negeri 28 Jakarta dan menempuh pendidikan Psikologi di Universitas Indonesia. Namun, kemudian ia keluar dari Universitas Indonesia dan lanjut berkuliah jurusan Desain Komunikasi Visual di Universitas Trisakti dan administrasi publik di Universitas Harvard.
Sebelum terjun dalam dunia politik, Yenny Wahid pernah menjadi wartawan mendampingi ayahnya. Ia bahkan pernah menjadi koresponden koran terbitan Australia dan pernah menjadi reporter di Timor-Timur dan Aceh.
Advertisement