Sejarah Perayaan Hari Raya Galungan Umat Hindu Indonesia

Setelah peringatan Hari Raya Galungan pada 4 Januari lalu, hari raya umat Hindu ini kembali diperingati pada 2 Agustus 2023.

oleh Tifani diperbarui 02 Agu 2023, 11:53 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2023, 11:51 WIB
HARI RAYA GALUNGAN DI BALI
Seorang pria memanjatkan doa saat mengikuti sembahyang perayaan hari raya Galungan di sebuah pura di Bali, Rabu (4/1/2023). Hari Galungan pada tahun ini bertepatan pada 4 Januari. Galungan diperingati sebagai ucapan syukur. (AP Photo/Firdia Lisnawati)

Liputan6.com, Bali - Hari Raya Galungan merupakan salah satu peringatan keagamaan bagi umat Hindu di Indonesia. Hari Raya Galungan dirayakan setiap enam bulan sekali dalam kalender Bali, atau setiap 210 hari.

Setelah peringatan Hari Raya Galungan pada 4 Januari 2023 lalu, hari raya umat Hindu ini kembali diperingati pada 2 Agustus 2023. Dikutip dari laman buleleng.bulelengkab.go.id, Hari Raya Galungan adalah hari raya keagamaan bagi umat Hindu untuk memperingati terciptanya alam semesta dan seluruh isinya.

Selain itu, juga untuk merayakan kemenangan dharma (kebenaran) melawan adharma (kejahatan). Sebagai bentuk ungkapan syukur, maka umat Hindu akan merayakan Hari Raya Galungan ini dengan melakukan persembahan pada Sang Hyang Widhi dan Dewa Bhatara (dengan segala manifestasinya).

Saat peringatan hari raya ini, maka umat Hindu akan memasang penjor (semacam hiasan bambu sesuai tradisi masyarakat Bali) di tepi jalan setiap rumahnya. Pemasangan penjor merupakan salah satu aturan kehadapan Bhatara Mahadewa.

Kata "Galungan" berasal dari bahasa Jawa kuno yang berarti bertarung. Galungan juga biasa disebut dengan 'dungulan' yang artinya menang.

Meski terdapat perbedaan penyebutan Wuku Galungan di Jawa maupun Wuku Dungulan di Bali, keduanya memiliki arti yang sama yaitu wuku yang kesebelas. Sayangnya, sejarah awal mula perayaan Galungan ini tidaklah diketahui secara pasti.

Sementara itu, menurut Lontar Purana Bali Dwipa, Hari Raya Galungan pertama kali dirayakan pada hari Purnama Kapat (Budha Kliwon Dungulan) di tahun 882 Masehi atau tahun Saka 804. Dalam kitab atau pustaka suci umat Hindu tersebut disebutkan, perayaan (upacara) Hari Raya Galungan pertama adalah pada hari Rabu Kliwon, (Wuku) Dungulan sasih kapat tanggal 15, tahun 804 Saka.

Dalam perayaannya, Hari Raya Galungan selalu diiringi dengan Hari Raya Kuningan. Jika Galungan adalah hari untuk merayakan kemenangan, maka Kuningan adalah perayaan khusus untuk memohon keselamatan, perlindungan dan tuntunan lahir batin kepada Dewa, Bhatara, dan para Pitara.

Perhitungan perayaan kedua hari raya tersebut berdasarkan kalender Bali. Galungan diperingati setiap hari Rabu pada wuku Dungulan.

Sedangkan, Kuningan dirayakan pada hari Sabtu wuku Kuningan. Jarak antara Galungan dan Kuningan sendiri adalah 10 hari.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya