Fakta Gorontalo Penghasil Komoditas Jagung, tapi Penduduk Jarang Memakannya

Tak hanya itu, komoditi pangan ini juga bisa dinikmati secara langsung dengan cara direbus, dibakar atau dibuat beras jagung.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 21 Agu 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2023, 12:00 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanen dalam acara panen raya jagung di Desa Botuwombato, Kabupaten Gorontalo Utara, Jumat (1/3). Pada kesempatan itu, Jokowi menyempatkan diri untuk berdialog dengan beberapa petani jagung. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Gorontalo - Provinsi Gorontalo yang merupakan salah satu lumbung komoditas jagung di Indonesia. Menurut data yang ada, hasil yang cukup signifikan di tahun 2020, trend produksi jagung di Gorontalo sebesar 1,4 juta ton, sedangkan pada tahun 2021 sebesar 1,6 juta ton.

Selain menjadi pakan ternak, jagung banyak diolah menjadi berbagai bahan makanan mulai dari makanan ringan, tepung hingga minyak rendah kolesterol. Tak hanya itu, komoditi pangan ini juga bisa dinikmati secara langsung dengan cara direbus, dibakar atau dibuat beras jagung.

Meski menjadi salah satu daerah penghasil jagung terbesar, orang Gorontalo banyak yang tidak suka makan beras jagung. Kebanyakan di daerah perkotaan di Gorontalo, mereka tetap memilih nasi sebagai makanan pokok sehari-hari.

Menurut mereka, jika beras jagung merupakan makanan orang pedesaan. Hanya orang-orang desa saja yang suka dengan nasi jagung atau warga lokal mengenal nasi beras milu.

"Kalau nasi beras milu hanya bisa ditemukan di desa-desa terpencil Gorontalo. Kalau warga di Kota, mereka menganggap ini makanan norak," kata Haris warga Gorontalo yang hingga kini masih mengkonsumsi beras jagung.

Menurut Haris, nasi jagung hanya menjadi komoditas pangan ekspor yang dijual ke pengepul. Setelah jagung hasil panen petani itu masuk ke pengepul, kemudian diekspor ke luar Gorontalo.

"Jadi memang jagung hanya menjadi pangan yang dijual ke luar daerah hingga luar negeri. Padahal, di negara-negara lain jagung menjadi makanan utama mereka," ujarnya.

Padahal kata Haris, nasi jagung sangat baik untuk kesehatan. Nasi jagung termasuk sumber serat yang baik bagi tubuh. Makanan berserat lebih mengenyangkan sama seperti nasi.

Jika merasa kenyang lebih lama, nafsu makan akan menurun dan Anda akan makan lebih sedikit. Hal ini tentunya akan membantu orang yang mengonsumsi jagung menjaga atau menurunkan berat badan.

"Sangat cocok untuk diet. Orang yang sering mengkonsumsi nasi jagung di Gorontalo umurnya cenderung sehat dan berumur panjang," katanya.

 

Simak juga video pilihan berikut:

Manfaat Menurut Medis

Sementara secara medis, salah satu manfaat nasi jagung yang paling populer yaitu mengontrol kadar gula darah. Nasi jagung mengandung serat yang membantu mengendalikan gula darah.

Serat, terutama serat jenis larut air, dapat memperlambat pengosongan lambung dan penyerapan gula. Alhasil, kadar gula darah tidak akan melonjak tiba-tiba.

"Maka dari itu, nasi jagung sering direkomendasikan sebagai pengganti nasi putih untuk pasien diabetes," kata dr Sherly Daud, yang juga Direktur RSUD Toto Kabila, Bone Bolango.

Selain itu, berkat kandungan kalium yang tinggi, nasi jagung berpotensi mencegah pembentukan batu ginjal bila dikonsumsi dalam batas wajar.

Asupan kalium yang rendah dapat mengganggu penyerapan kalsium dalam ginjal.  Akibatnya, ekskresi (pembuangan) kalsium urine meningkat dan berpotensi membentuk kristal pada ginjal.

"Nah, nasi jagung mengandung kalium yang dapat membantu menyerap zat sisa seperti kalsium urine sehingga mencegah batu ginjal juga," ia menandaskan.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya