Benarkah Air Galon Isi Ulang Berbahaya?

Butuh penelitian dan studi lanjutan sebelum menentukan bahaya atau tidak.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Agu 2023, 08:05 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2023, 05:29 WIB
Air isi ulang
Ketua Himpunan Obstetri Ginekologi Sosial Indonesia (HOGSI) Dr. dr. R. Soerjo Hadijono, Sp.OG, Sobsp Obginsos. Foto: liputan6.com/Edhie Prayitno Ige 

Liputan6.com, Semarang - Kebutuhan mineral seperti  yang terdapat pada air minum dalam kemasan (AMDK) sangat dibutuhkan janin dan ibunya. Berbagai nutrisi esensial yang terkandung di dalam air mineral seperti kalsium, magnesium, bikarbonat, sulfat, fluorida, dan sodium, ada di dalamnya.

Ketua Himpunan Obstetri Ginekologi Sosial Indonesia (HOGSI) Dr. dr. R. Soerjo Hadijono, Sp.OG, Sobsp Obginsos dan dokter spesialis anak yang juga Sekretaris Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Korwil Semarang dr. Setya Dipayana, Sp.A menyebutkan hal itu.

Dalam sebuah yang diskusi media bertema Pentingnya Konsumsi Air Minum Bagi Kesehatan Ibu Hamil, Bayi dan Anak mereka mengaku tak percaya isu-isu bahwa air kemasan galon isi ulang bisa membahayakan kesehatan janin, ibu hamil, dan anak-anak. 

"Perlu penelitian lebih lanjut dan waktunya juga tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat," kata dr Soerjo.

Pendapat itu diamini dr Setya Dipayana karena memang belum pernah ditemukan ibu hamil dan anak-anak yang terkena penyakit akibat mengonsumsi air isi ulang. 

"Air tersebut juga mengandung mineral yang sangat penting," kata dr Setya. 

Selama masa kehamilan, kebutuhan air meningkat untuk mendukung sirkulasi janin, produksi cairan ketuban, dan volume darah. ang meningkat. Kebutuhan air untuk orang hamil dipengaruhi banyak faktor, misalnya aktivitas ibu hamil, suhu lingkungan, dan tempat tinggal. 

Kebutuhan energi saat kehamilan rata-rata meningkat 300 kalori perhari. Sementara, manusia memerlukan 1-1.5 mililiter air per kalori yang dikonsumsi," kata dr Soerjo.

Air juga memiliki beberapa fungsi tambahan di dalam tubuh. Misalnya mengatur suhu tubuh, membantu pencernaan dan penyerapan nutrisi, mengangkut nutrisi dan oksigen ke sel, pelarut vitamin, mineral, glukosa, dan asam amino dan lain-lain.

Dia juga menegaskan mineral seperti fluoride yang terdapat dalam air mineral seperti halnya air kemasan galon penting bagi perkembangan gigi dan tulang janinyang sedang tumbuh. Sedang air yang sudah tercemar timbal dapat mengakibatkan aborsi spontan, penurunan tinggi badan, dan defisiensi perkembangan saraf janin yang sedang tumbuh.

 

Belum Ada Pasien Akibat Air Isi Ulang

Air isi ulang
Sekretaris Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Korwil Semarang dr. Setya Dipayana, Sp.A. foto: liputan6.com/edhie prayitno ige 

Sementara, dr. Setya Dipayana menyampaikan bahwa anak-anak butuh air minum yang cukup untuk mendukung kesehatan tubuhnya. Air pada tubuh anak menempati persentase yang besar dari berat badannya. 

Pada anak 1 tahun pertama, volume air antara 65-80 persen dari berat badan. Persentase ini akan berkurang seiring bertambahnya usia, menjadi 55-60 persen saat remaja.

Secara umum jumlah kebutuhan cairan anak menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia adalah 800 mililiter (ml) atau sekitar 2-3 gelas untuk anak usia 7-12 bulan; 1,3 liter atau sekitar 5 gelas untuk anak usia 1-3 tahun; 1,7 liter atau sekitar 6-7 gelas untuk anak usia 4-8 tahun; 2,1-2,4 liter atau 8-10 gelas untuk anak usia 9-13 tahun; 2,3-3,3 liter atau sekitar 9-13 gelas untuk anak usia diatas 13 tahun.

"Pada kondisi tertentu seperti usai olahraga, anak harus memiliki akses untuk mengkonsumsi cairan. Karena, anak lebih mudah mengalami dehidrasi," katanya.  

Intinya, jangan percaya bahwa air galon isi ulang berbahaya bagi kesehatan anak. 

"Sampai saat ini, saya tidak pernah menemukan pada pasien yang sakit karena minum air galon guna ulang. Pendapat ini perlu pembuktian dan itu tidak gampang," katanya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya