Liputan6.com, Pekanbaru - Sebanyak 30 pekerja migran ilegal asal Indonesia dan Bangladesh gagal berangkat ke Malaysia. Seorang warga Kabupaten Bengkalis berinisial SY ditangkap karena menjadi penampung serta berencana memberangkatkan mereka dari perairan di Desa Sepahat, Kecamatan Bandar Laksamana.
Kepala Polres Bengkalis Ajun Komisaris Besar Setyo Bimo Anggoro melalui Kasat Reskrim Ajun Komisaris Firman Fadhillah SIK menjelaskan, dalam kasus penyelundupan manusia ini seorang pria berinisial SP ditetapkan sebagai buronan.
Advertisement
Baca Juga
"SY dan SP ini suami istri, SP kabur masuk hutan ketika petugas ingin menangkapnya dalam tindak pidana perdagangan orang ini," kata Firman, Kamis siang, 14 September 2023.
Firman menjelaskan, penggagalan penyelundupan pekerja ke Malaysia ini terjadi di sebuah perairan berhutan bakau di Desa Sepahat. Puluhan pekerja ini tengah menunggu sampan bermesin untuk diberangkatkan pada 11 September 2023.
Evakuasi puluhan pekerja migran ilegal ini terbilang susah karena petugas harus melalui semak dan hutan berawa, apalagi ada anak kecil. Petugas akhirnya menggendong anak tersebut hingga akhirnya sampai ke Polres Bengkalis.
"Puluhan pekerja ini tidak ada yang berasal dari Indonesia, paling banyak dari Aceh, ada 5 orang dari Bangladesh," jelas Firman.
Â
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Masuk Daftar Hitam Imigrasi
Kepada petugas, satu pekerja migran yang ingin berangkat ke Malaysia ini mengaku membayar dari Rp4 juta sampai Rp6 juta kepada tersangka SY serta suaminya.
Para pekerja migran ini memilih jalur ilegal karena tidak bisa masuk lagi secara resmi ke Malaysia. Mereka mengaku punya catatan hitam di pihak imigrasi.
"Mereka ngakunya paspor sudah diblokir, tidak bisa masuk lagi secara resmi," kata Firman.
Firman menyebut anggotanya masih mencari keberadaan suami SY. Termasuk mengusut jaringan penyelundupan orang dari suami istri tersebut.
"Kalau istrinya ini mengakunya baru terlibat sekali, jaringan di atasnya masih diusut," tegas Firman.
Advertisement