Liputan6.com, Medan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I menganalisis sebanyak 43 kejadian bencana hidrometeorologi yang signifikan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, longsor, hingga angin kencang pada 2023.
Koordinator Meteorologi BBMKG Wilayah I, Ramos Lumban Tobing mengatakan, bencana yang paling sering terjadi pada 2023 yakni banjir, yaitu pada Oktober dan November.
Kondisi cuaca ekstrem yang mengakibatkan bencana tersebut pada umumnya akibat belokan angin dan konvergensi di wilayah Sumut, sehingga menyebabkan pertumbuhan awan-awan konvektif cukup signifikan.
Advertisement
Baca Juga
Fenomena bencana alam yang diakibatkan perubahan cuaca dan iklim terus terjadi di wilayah Sumut pada 2023. Perubahan cuaca tersebut yang mengakibatkan beberapa bencana berupa banjir dan longsor sepanjang 2023.
"Sepanjang 2023 terjadi cuaca ekstrem, di mana suhu udara maksimum di Kota Medan dan sekitarnya mencapai 36,5º C pada April dan minimum tercatat 22,0º C pada Januari," kata Ramos di Medan, Kamis, 4 Januari 2024.
Sementara itu, jumlah curah hujan tertingggi di 2023 terjadi pada Agustus, yaitu sebanyak 606,6 mm dan September 577.5 mm.
Â
Labilitas Udara
Senior Forecaster BBMKG Wilayah I, Sri Wahyuni menambahkan, secara fisis adanya fenomena Madden Jullian Oscillation (MJO) aktif di Kuadran 2 (Samudera Hindia) cukup berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di Samudera Hindia, bagian barat Sumatera, khususnya wilayah Sumut bagian barat.
Anomali suhu Muka Laut +0.5 hingga + 3.1 °C berpotensi terjadi penguapan atau penambahan massa uap air di perairan Sumut, Selat Malaka bagian selatan. Sedangkan labilitas udara dalam kondisi labil, belokan angin yang masih cukup kuat melewati wilayah Sumut memicu pertumbuhan awan-awan hujan.
"Oleh karena itu juga, pertumbuhan awan-awan hujan masih berpotensi di wilayah Sumbagut pada Januari 2024ini," terangnya.
Sifat cuaca yang dinamis memungkinkan adanya potensi terjadinya belokan angin serta area konvergensi di wilayah Sumut, dan dapat menyebabkan kondisi cuaca cukup labil sehingga dapat berubah sewaktu-waktu.
Advertisement
Tingkat Akurasi Kebenaran
Kepala BBMKG Wilayah I, Hendro Nugroho menuturkan, sepanjang 2023, tingkat akurasi kebenaran rata-rata sebesar 86,64 persen. Untuk titik panas atau hotspot di wilayah Sumut terbanyak terjadi pada Juni, 375 titik, dengan tingkat kepercayaan 30 hingga 80 persen, yaitu sedang, dan 7 titik dengan tingkat kepercayaan tinggi di atas 80 persen.
Kepada masyarakat diimbau untuk dapat memperoleh informasi aktivitas cuaca dan iklim secara resmi yang dikeluarkan BMKG. Informasi bisa diperoleh dengan mengakses website dan melalui aplikasi resmi.
"Selain itu, ada juga info grafis melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi yaitu media sosial Instagram dan Twitter," imbaunya.