Liputan6.com, Jakarta Erotomania merupakan gangguan yang membuat seseorang percaya atau sangat yakin bahwa ada orang yang sedang jatuh cinta kepadanya. Padahal, hal tersebut tidak benar.
Bahkan, penderita masalah kejiwaan ini juga bisa menganggap ada orang terkenal yang jatuh cinta kepadanya. Erotomania ditandai dengan keyakinan tidak berdasar bahwa seseorang, biasanya orang terkenal atau tokoh masyarakat, menyukai orang yang menderita erotomania.
Erotomania Syndrome lebih sering terjadi pada wanita. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria juga memiliki kemungkinan yang sama untuk mengalaminya.
Advertisement
Baca Juga
Kondisi ini bisa muncul setelah masa pubertas, namun biasanya terjadi pada usia paruh baya atau lebih. Sekadar berfantasi, mendengarkan berita, atau melihat media sosial seseorang saja sudah cukup untuk memicu gangguan delusi erotomania.
Wanita lebih sering mengalami gangguan jiwa ini, tetapi bukan tidak mungkin pria pun demikian. Pengobatan gangguan delusi erotomania memerlukan pemeriksaan oleh dokter spesialis kejiwaan atau psikiater.
Secara umum pengobatan erotomania ada dua jenis, yaitu psikoterapi dan pengobatan untuk mengatasi gejala delusi dan psikosis pasien. Psikoterapi dilakukan agar pasien dapat lebih leluasa berbicara tentang gejala dan perasaannya.
Melalui terapi ini, pasien dibimbing untuk lebih memahami dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
Dukungan Mental
Selain psikoterapi, dokter mungkin juga meresepkan obat antipsikotik seperti pimozide, risperidone, olanzapine, dan clozapine untuk mengatasi gejala psikotik yang berhubungan dengan erotomi.
Obat ini juga dapat diberikan untuk mengobati skizofrenia. Selain itu, jika erotomania terjadi akibat gangguan bipolar atau depresi, dokter mungkin akan meresepkan obat antidepresan dan antidepresan untuk mengatasi kondisi tersebut.
Ketika menghadapi seseorang yang mungkin mengalami erotomania, penting untuk mendekati mereka dengan kehati-hatian dan empati. Penerimaan dan dukungan dari lingkungan sosial dapat menjadi faktor kunci dalam membantu individu ini mendapatkan bantuan yang diperlukan.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang erotomania, masyarakat dapat berkontribusi untuk menghilangkan stigma seputar gangguan mental ini dan mendorong kesadaran akan pentingnya dukungan dan pengobatan bagi mereka yang mengalami kondisi ini.
Â
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement