Gunung Lewotobi Laki-Laki Naik Status Jadi Awas, Bandara Gewayantana Ditutup Sementara

Status Gunung Lewotobi Laki-Laki naik dari Siaga Level III menjadi Awas Level IV.

oleh Ola Keda diperbarui 10 Jan 2024, 11:18 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2024, 09:28 WIB
Bandara Gewayantana Larantuka
Bandara Gewayantana Larantuka Kabupaten Flores Timur (Liputan6.com/Opa Keda)

 

Liputan6.com, Flores Timur - Status Gunung Lewotobi Laki-Laki naik dari Siaga Level III menjadi Awas Level IV. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau warga untuk meninggalkan atau mengosongkan Desa Dulipali di Kecamatan Ile Bura, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kenaikan status Gunung Lewotobi Laki-Laki ini mengakibatkan Bandara Gewayantana Larantuka ditutup sementara.

Humas Angkasa Pura, Tyas Ayu Novitasari, mengatakan penutupan sementara itu dilakukan akibat dampak erupsi gunung Lewotobi laki-laki.

"Iya benar, Bandara Gewayantana sementara closed," ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu (10/1/2024).

Dampak dari penutupan itu, kata dia, penerbangan dari Kupang dan sebaliknya dibatalkan.

"Kami sudah rapat bersama seluruh stakeholder soal penutupan ini," katanya.

Diketahui, Gunung Lewotobi Laki-Laki saat ini naik status menjadi Awas atau level IV. PVMBG menyatakan kenaikan status gunung sejak Selasa pukul 23.00 Wita. Secara visual selama 1-9 Januari 2024 adanya aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki yang menunjukkan peningkatan tinggi kolom erupsi maksimum 1.500 meter dari pusat erupsi yang berada pada area sebelah barat laut-utara kawah.

Selain itu teramati sinar api dan lontaran material pijar di bagian puncak dan aliran lava di bagian rekahan berarah barat laut-utara dari puncak. Kemudian tremor menerus mengalami peningkatan amplitudo yang menunjukkan terjadinya peningkatan energi erupsi.

 

Radius Bahaya 4 Kilometer

Herman Yosep pun mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius empat kilometer dari pusat erupsi serta sektoral lima kilometer pada arah barat laut-utara.

Dalam pemetaan yang dilakukan oleh Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Nusa Tenggara, Desa Dulipali merupakan salah satu desa dengan jalur aliran lava.

"Kita patok di lima kilometer ini karena ada aliran arah ke sana," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya