Liputan6.com, Yogyakarta - Megahnya gedung-gedung tinggi di perkotaan menyimpan sejumlah misteri yang tak banyak disadari. Gedung-gedung ini mayoritas tak memiliki lantai 4 dan 13.
Hal ini pula yang menyebabkan tombol lantai 4 dan lantai 13 tak ada di lift. Hilangnya angka 4 dan 13 in bukanlah kesalahan yang tidak sengaja dibuat oleh developer, melainkan berkaitan dengan mitos dan misteri yang beredar di masyarakat.
Mengutip dari berbagai sumber, angka 4 kerap dikaitkan dengan kematian. Dalam bahasa Mandarin, angka empat disebut dengan shi, yang pelafalannya mirip dengan kata mati.
Advertisement
Baca Juga
Dari sinilah angka 4 dianggap membawa sial. Untuk menghindari pesan negatif dari angka ini, akhirnya banyak developer yang menghilangkan angka 4 dari urutan lift.
Selain itu, angka 4 juga dianggap mirip dengan gambar kursi terbalik. Kursi terbalik merupakan analogi jatuhnya kepemimpinan atau kedudukan seseorang yang memiliki pangkat tinggi.
Dihilangkannya lantai 4 dari gedung-gedung tinggi juga berkaitan dengan phobia, yaitu tetraphobia. Pengidap phobia ini memiliki rasa takut berlebih pada angka tersebut.
Sementara itu, alasan lantai 13 dihilangkan dari gedung-gedung tinggi juga berkaitan dengan beberapa hal. Sama seperti angka 4, angka 13 juga sering disebut sebagai angka sial.
Hal ini didasarkan pada Friday 13th yang dianggap sebagai hari sial di negara barat. Tak hanya tetraphobia, ternyata hal ini juga dikaitkan dengan phobia angka 13 yang disebut triskaidekaphobia. Para pengidap phobia ini merasa sangat takut dengan hal-hal berunsur 13.
Selain karena beberapa alasan tersebut, hilangnya lantai 4 dan 13 dari gedung-gedung tinggi juga dikaitkan dengan unsur 13 yang akan membentuk angka 4 jika kedua angka itu ditambahkan, yakni 1+3=4. Terlepas dari itu semua, masih banyak gedung yang dengan lift yang menggunakan perhitungan normal tanpa menghilangkan angka 4 ataupun 13.
Penulis: Resla Aknaita Chak