April 2024, Pemprov Prediksi Panen Raya Lampung Capai 800 Ribu Ton Gabah

Panen raya di Lampung diprediksi terjadi pada April 2024. Dari hasil panen raya tersebut diperkirakan bisa menghasil 800 ribu ton padi.

oleh Ardi Munthe diperbarui 19 Feb 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2024, 15:00 WIB
Panen Padi jenis Ciherang di Leuweung Kolot, Bogor, Jawa Barat
Petani melakukan panen padi jenis Ciherang di Leuweung Kolot, Bogor, Jawa Barat, Rabu (31/1/2024). (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Lampung - Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung memperkirakan panen raya akan terjadi pada April 2024 mendatang. Panen raya Lampung diprediksi menghasilkan 800 ribu ton gabah kering. 

Selain panen raya, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Provinsi Lampung Eko Dyah Purwaningsih mengatakan, beberapa daerah di Lampung juga akan memasuki musim panen pada akhir Februari dan awal Maret 2024.

"Untuk di Lampung Tengah dan Lampung Selatan diperkirakan Februari akhir sampai dengan awal Maret. Kemudian, ditambah lagi April itu akan terjadi panen raya," kata Eko Dyah Purwaningsih, Minggu (18/2/2024).

Dia menjelaskan, luas lahan yang akan panen yakni mencapai sekitar 140 ribu hektare.

"Dalam waktu tiga bulan ke depan akan panen kurang lebih 800 ribu ton gabah kering," kata dia.

Sementara itu, Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi meminta agar dinas terkait dan badan urusan logistik (Bulog) supaya lebih meningkatkan koordinasi menjelang masa panen raya.

"800 ribu ton ini Dinas Pertanian hanya memproduksi, pembeliannya ada urusan Dinas Perdagangan dan Bulog. Jika ditingkatkan koordinasi Bulog harus peka di mana waktu panen harus langsung membeli, dinas juga harus peka, sehingga harganya stabil tidak terganggu,"jelas Arinal. 

Arinal memastikan, stok beras di Lampung tidak langka dan masih tercukupi. Karena mengingat Lampung sebagai lumbung pangan nasional dan penghasil 3,2 juta ton padi. 

"Dari 3,2 juta ton padi yang dihasilkan. 1,2 juta ton didistribusikan untuk memenuhi masyarakat Lampung. Ini wajib hukumnya dipertahankan sebagai konsumsi rakyat Lampung yang membutuhkan beras. Namun yang 2 juta ton bisa saja kita distribusikan keluar provinsi tapi dalam bentuk beras bukan gabah," kata dia.

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya