Gunung Ruang Erupsi Lagi, Bagaimana Stok Makanan untuk Pengungsi?

Penanganan pengungsi dan rehabilitasi infrastruktur kini menjadi perhatian pemerintah. Salah satu fokusnya adalah memastikan stok pangan bagi warga di Kecamatan Tagulandang terpenuhi.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 10 Mei 2024, 11:40 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2024, 18:28 WIB
BNPB meminta warga untuk sementara tidak memasuki 2 kampung di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, akibat erupsi Gunung Ruang.
BNPB meminta warga untuk sementara tidak memasuki 2 kampung di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, akibat erupsi Gunung Ruang.

Liputan6.com, Sitaro - Gunung Ruang kembali erupsi pada, Selasa (30/4/2024), pukul 01.15 Wita. Dua pekan lalu, gunung yang terletak Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut itu juga erupsi yang menyebabkan ribuan warga mengungsi.

Penanganan pengungsi dan rehabilitasi infrastruktur kini menjadi perhatian pemerintah. Salah satu fokusnya adalah memastikan stok pangan bagi warga di Kecamatan Tagulandang terpenuhi.   

Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Nnasional Penggulangan Bencana (BNPB) Jarwansyah memastikan stok bahan makanan untuk korban erupsi Gunung Ruang masih tercukupi.

"Perhitungan kita sampai dengan berakhirnya masa tanggap darurat pada 29 April 2024 ini kebutuhan permakanan untuk lima ribuan lebih pengungsi sekitar 14 ton," kata Jarwansyah.

Kebutuhan 14 ton tersebut bisa tercukupi bahkan berlebih karena ada bantuan dari Pemprov Sulut sebanyak 23 ton, belum lagi ditambah dengan stok dari BNPB.

"Informasi dari pak Wakil Gubernur Sulut ada sebanyak 23 ton beras yang akan digeser. Itu artinya kebutuhan sudah bisa tercukupi," ujarnya.

Dia mengatakan, BNPB akan menambah pasokan sebanyak 8,5 ton sudah termasuk dengan stok di gudang yang akan digeser untuk korban erupsi Gunung Ruang sebanyak 5 ton.

"Meski sudah ada data awal yang dilakukan oleh TNI dan Polri, ada pendataan lanjutan yang berada di 13 titik pengungsian," ujarnya.

Dia mengatakan, di titik-titik pengungsian tersebut pihaknya mendata berapa jumlah warga lanjut usia, berapa anak-anak, berapa pria dan wanita termasuk anak-anak sekolah.

Memang salah satu kendala data pengungsi berfluktuasi karena masih ada warga korban bencana erupsi yang tinggal di rumah sanak famili dan tidak tinggal di posko.

"Karena itu BNPB bersama jajaran terkait mengimbau warga yang terdampak erupsi bisa datang melapor ke titik-titik pengungsian untuk didata," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya