Ketika Dua Tokoh Jabar Ngobrol Politik di Warung Kopi

Dua tokoh politik Jawa Barat, meluangkan waktu santai dengan mengobrol di sebuah kedai kopi di wilayah Rawalumbu, Kota Bekasi.

oleh Bam Sinulingga diperbarui 01 Jun 2024, 12:33 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2024, 10:08 WIB
Dua tokoh politik Jawa Barat, meluangkan waktu santai dengan mengobrol di sebuah kedai kopi di wilayah Rawalumbu, Kota Bekasi.
Dua tokoh politik Jawa Barat, meluangkan waktu santai dengan mengobrol di sebuah kedai kopi di wilayah Rawalumbu, Kota Bekasi.

Liputan6.com, Bekasi - Dua tokoh politik Jawa Barat, meluangkan waktu santai dengan mengobrol di sebuah kedai kopi di wilayah Rawalumbu, Kota Bekasi. Sambil menyeruput secangkir kopi, keduanya mulai membahas Pilkada Kota Bekasi yang sedang ramai diperbincangkan publik.

Waras Wasito dan Mochtar Mohamad, dua politikus senior dari PDI Perjuangan itu nampak akrab saat berbincang-bincang. Mereka tak sungkan memperlihatkan keakraban di tengah-tengah pembahasan politik.

Waras mengatakan, sebagai Anggota DPRD Jawa Barat, dirinya sangat perhatian dengan pertarungan kepala daerah, terutama di Kota Bekasi. Ia merasa memiliki tanggung jawab untuk masa depan Kota Bekasi menjelang Pilkada 2024.

Menurutnya, dua sosok bacalon dari partai banteng yang paling santer disorot, yakni Ketua DPC PDIP Kota Bekasi yang juga incumben serta eks Wali Kota Bekasi periode 2008-2013 Mochtar Mohamad atau M2, sama-sama memiliki peluang untuk mendapatkan rekomendasi DPP.

"Pilkada itu kan variabelnya banyak, artinya elektabilitas, popularitas, kemudian partai-partai koalisi ini juga menjadi penting karena kita nggak bisa ngurus Bekasi ini sendirian. Apalagi suka nggak suka, kemarin PDIP suaranya turun di Kota Bekasi, dari 12 menjadi 9 kursi, ini kan parameter juga bagaimana kondisi di Kota Bekasi hari ini," ujar Waras di Markas Kopi (Mako) Update Rawalumbu, Rabu (1/5/2024).

Menurutnya, semua masih dalam proses dan setiap kader memiliki kesempatan yang sama. Namun selain elektabilitas dan popularitas, relasi politik bacalon menjadi satu hal yang dipertimbangkan DPP, karena kurangnya suara PDIP untuk mengusung calon sendiri.

"Semua masih berproses. Tentu kan Pak Muchtar ini punya kelebihan, relasi politiknya lumayan baik. Artinya kalau beliau bisa meyakinkan partai-partai yang lain untuk bergabung, tidak menutup kemungkinan Pak Muchtar yang mendapat rekom," paparnya.

Meski begitu, Waras mengaku belum ada pembahasan lebih intens dari DPP terkait kandidat yang lebih dominan untuk Pilkada. Pasalnya, saat ini PDIP masih berfokus pada pelaksanaan Rakernas, pada 24 Mei 2024 mendata

Disinggung soal suara PDIP yang turun signifikan di Kota Bekasi, Waras mengaku sangat prihatin. Pasalnya, selama dua periode menjabat Anggota DPRD Jabar dapil Bekasi-Depok, Waras menyebut perolehan kursi PDIP di Kota Bekasi selalu tertinggi dengan 12 kursi (Pilkada 2014 dan 2019).

"Saya menggalang suara di Depok itu nggak mudah, apalagi lawannya PKS. Dan setelah saya tinggal terbukti (suara merosot)," jelasnya.

Sementara Mochtar Mohamad atau M2 mengaku saat ini sudah terjalin agenda koalisi antara PDIP dengan PKS. Salah satunya Pilgub yang sudah dibicarakan antara DPD dengan DPW PKS se-Jawa Barat.

Wakil Ketua Bapilu PDIP Jabar itu optimistis menang dalam Pilkada Kota Bekasi. Meski begitu, M2 mengaku terkendala pemilih milenial yang tak begitu mengenal sosok dirinya karena sudah lama vakum mengikuti kontestasi politik.

"Kalau zaman 2008 itu 90 persen tingkat pengenalan saya, hari ini mungkin sudah berkurang 50 persen karena yang kenal saya itu di atas 30 tahun. Maka kesempatan 3 bulan ini sebelum rekom keluar, saya akan bersosialisasi dengan milenial," ujarnya.

M2 juga memastikan milenial masuk dalam visi misinya. Dirinya berjanji akan memberi ruang untuk milenial Kota Bekasi mengembangkan potensi diri dan lebih mandiri, sesuai dengan Trisakti Bung Karno.

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya