Potensi Bahaya Erupsi Gunung Ruang: Lontaran Material Pijar dan Paparan Abu Vulkanik

“Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik Gunung Ruang masih tinggi, dan ditetapkan pada Level IV Awas,” ujarnya.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 13 Mei 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2024, 19:00 WIB
Kondisi Gunung Ruang pada, Minggu (12/5/2024).
Kondisi Gunung Ruang pada, Minggu (12/5/2024).

Liputan6.com, Sitaro - Badan Geologi kembali melaporkan kondisi terkini Gunung Ruang yang berada di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, pada Minggu (12/5/2024) sore. Masih ada potensi bahaya dari gunung setinggi 725 mdpl yang kini masih berstatus Level IV Awas.

“Potensi bahaya saat ini berupa erupsi yang menghasilkan lontaran material pijar, dan paparan abu vulkanik yang bergantung pada arah dan kecepatan angin serta lahar bila hujan deras turun di sekitar Gunung Ruang,” ungkap Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid pada, Minggu (12/5/2024) siang.

Dia mengungkapkan, kegempaan selama periode 1-11 Mei 2024 tercatat 2 kali gempa erupsi, 19 kali gempa guguran, 14 kali gempa hembusan, 89 kali gempa vulkanik dangkal. Selain itu juga terjadi 24 kali gempa vulkanik dalam, 5 kali gempa tektonik lokal, 53 kali gempa tektonik jauh, dan 31 kali tremor menerus.

“Untuk kegempaan pada 12 Mei 2024 sampai pukul 06.00 Wita, terekam 2 kali gempa vulkanik dangkal dan tremor menerus dengan amplitudo dominan 2-4 mm, masih terekam melalui stasiun RUA4,” tuturnya.

Selanjutnya asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal, tekanan lemah dan tinggi 200-400 m di atas puncak kawah. Namun, mulai menunjukkan kecenderungan stabil.

“Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik Gunung Ruang masih tinggi, dan ditetapkan pada Level IV Awas,” ujarnya.

Terkait kondisi itu, pihak Badan Geologi menyampaikan rekomendasi bagi masyarakat di sekitar Gunung Ruang dan pengunjung atau wisatawan, agar tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 5 km dari pusat kawah aktif Gunung ruang.

“Masyarakat yang bermukim pada wilayah Pulau Tagulandang yang berada dalam radius 5 km agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius 5 km,” ujarnya.

Selain itu, masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar dan luruhan awan panas. Warga juga diimbau untuk selalu menggunakan masker, untuk menghindaripaparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernapasan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya