Melihat Pengaruh Penggunaan Teknologi dalam Pertumbuhan Usaha Kecil

Pertumbuhan usaha kecil di Indonesia tahun 2023 menguat, diperkirakan akan terus meningkat selama 2024.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 22 Mei 2024, 18:17 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2024, 18:17 WIB
Cpa
Diagram hasil survey tentang penggunaan teknologi dan pertumbuhan ekonomi usaha kecil. Foto: liputan6.com/cpa

Liputan6.com, Semarang - Berdasarkan survei terbaru yang dilakukan oleh CPA Australia, usaha kecil merupakan sektor usaha yang paling berkembang di Indonesia pada tahun 2023, dengan 8 dari 10 pelaku usaha kecil menyatakan pertumbuhan usaha yang signifikan dari tahun sebelumnya, jauh di atas rata-rata survei sebesar 60 persen.

Survei Usaha Kecil Asia-Pasifik tahunan mencatat bahwa momentum pertumbuhan yang kuat ini akan terus berlanjut di tahun 2024, mencerminkan kepercayaan terhadap bisnis dan perekonomian di Indonesia.

84 persen usaha kecil diperkirakan akan tumbuh pada tahun 2024, naik dari tahun 2023 sebesar 80 persen dan tahun 2022 sebesar 77 persen.

Meluasnya penggunaan teknologi di kalangan pelaku usaha kecil di Indonesia merupakan faktor utama terhadap pertumbuhan yang baik ini. Sektor usaha kecil merupakan sektor yang paling banyak menggunakan media sosial di Indonesia. E-commerce juga penting bagi banyak usaha lokal, dimana 69 persen pelaku usaha menghasilkan lebih dari 10 persen pendapatan mereka melalui penjualan online.

Pengembalian hasil yang cepat atas investasi teknologi pada usaha kecil membantu berikan penjelasan pada fokus ini. Sebanyak 66 persen usaha kecil di Indonesia yang berinvestasi di bidang teknologi pada tahun 2023 mengatakan bahwa investasi tersebut meningkatkan profitabilitas mereka, yang merupakan hasil tertinggi kedua di kawasan Asia-Pasifik.

Dr. Adi Budiarso FCPA (Aust.) selaku Ketua Dewan Penasihat CPA Australia untuk Indonesia mengatakan bahwa pengembalian hasil yang baik atas investasi teknologi menunjukkan bahwa usaha kecil lokal cerdas dalam memilih teknologi yang dapat meningkatkan kinerja mereka, seperti mobile apps (aplikasi seluler).

"Data survei menunjukkan bahwa beberapa usaha kecil lokal kemungkinan besar dapat berkembang menjadi bisnis global yang lebih besar dan sukses dalam beberapa tahun ke depan," katanya.

Dr. Adi menambahkan bahwa meskipun pertumbuhan usaha kecil bergerak ke arah yang benar dalam investasi di bidang teknologi, mereka perlu lebih memperhatikan kemungkinan serangan siber.

“Hanya 48 persen yang meninjau keamanan siber mereka dalam enam bulan terakhir sungguh mengkhawatirkan, terutama ketika diperkirakan 57 persen dari usaha kecil akan diserang siber pada tahun 2024,” kata Adi.

Survei juga menunjukkan bahwa mereka yang mengakses pembiayaan, 61 persen melakukannya untuk mendanai pertumbuhan pada tahun 2023, tertinggi keempat di antara 11 pasar lain

Dr Adi yang juga Direktur Pusat Kebijakan Sektor Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia mengatakan bahwa Basis Data Terpadu Nasional UMKM diharapkan dapat berperan signifikan dalam meningkatkan keandalan data usaha yang dimiliki pemerintah.

Survei oleh CPA Australia menunjukkan bahwa usaha kecil di Indonesia mempunyai fokus yang kuat pada kegiatan-kegiatan yang terkait dengan ESG seperti kebijakan kesehatan dan keselamatan staf, kebijakan keberagaman dan inklusi, serta keberlanjutan rantai pasokan. Hanya 17 persen yang tidak menghabiskan waktu atau sumber daya untuk kegiatan-kegiatan yang terkait dengan ESG.

Salah satu keuntungan jangka panjang yang signifikan dimiliki oleh Indonesia adalah profil usia muda para pemilik dan pelaku usaha kecil. Hampir enam dari sepuluh pelaku usaha yang menanggapi survei ini berusia di bawah 40 tahun, yang merupakan hasil tertinggi kedua dari pasar yang disurvei.

“Pemilik usaha muda mendorong momentum penggunaan teknologi. Hasil survei telah menunjukkan selama bertahun-tahun bahwa pelaku usaha kecil yang lebih muda cenderung lebih berkembang, dan berinovasi, menggunakan teknologi baru dan mengekspor produknya," katanya.

Survei ini mencakup tanggapan dari 4.222 pemilik atau manajer usaha kecil di 11 pasar Asia-Pasifik, termasuk 302 dari Indonesia.

CPA Australia adalah salah satu badan akuntansi profesional terbesar di dunia, dengan lebih dari 173.000 anggota di lebih dari 100 negara dan wilayah kawasan, termasuk lebih dari 21.000 anggota di Asia Tenggara. Kantor kami di Indonesia, berlokasi di Jakarta, dibuka pada tahun 2011. Layanan inti kami meliputi pendidikan, pelatihan, dukungan teknis, dan advokasi. CPA Australia memberikan kepemimpinan berbasis gagasan pemikiran mengenai isu-isu lokal, nasional dan internasional yang mempengaruhi profesi akuntansi dan kepentingan publik. Kami bekerja sama dengan pemerintah, regulator, dan industri untuk mengadvokasi kebijakan yang merangsang pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan memberikan hasil positif bagi dunia usaha dan masyarakat. Cari tahu lebih lanjut di cpaaustralia.com.au.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya