Anda Mual Setiap Mencium Bau Daging? Lakukan Tips Ini Saat Berpartisipasi Memotong Hewan Kurban Pada Idul Adha

Rasa mual muntah saat mencium aroma daging bisa menjadi kendala sendiri pada hari raya Idul Adha, dimana pemotongan hewan kurban diadakan dimana-mana.

oleh Arie Nugraha diperbarui 16 Jun 2024, 01:00 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2024, 01:00 WIB
Ayo Olahraga, Setelah Santap Daging Qurban!
Pada Hari Raya Idul Adha, tidak sedikit orang yang berpesta makan daging. Anda harus senantiasa mengimbangi dengan berolahraga.

Liputan6.com, Bandung - Sebagian kecil orang kerap merasakan mual saat mencium bau daging. Padahal tiap tahun mereka diajak bergabung untuk berpartisipasi memotong hewan kurban pada hari raya Idul Adha.

Menurut keterangan dari dr. Nadia Nurotul Fuadah di laman Alo Dokter, saat menicum bau daging seperti bau daging sapi atau kambing, memang bisa mencetuskan rasa mual bahkan muntah pada sebagian orang.

"Namun hal ini tidak selalu menunjukkan Anda fobia terhadap dagingnya," ujar Nadia dicuplik Selasa, 11 Juni 2024.

Nadia mengatakan bisa jadi ambang batas toleransi seseorang terhadap bebauan menyengat tersebut lebih rendah, sehingga lebih mudah merasakan sensasi tidak nyaman saat berdekatan dengan daging.

Seseorang baru dikatakan mengalami fobia apabila merasakan ketakutan yang berlebihan terhadap suatu obyek, yang membuatnya berupaya sebisa mungkin menghindari obyek tersebut.

"Biasanya, fobia menunjukkan gejala fisik yang lebih hebat dari sekadar mual dan muntah, contohnya berupa pusing, jantung berdebar, keringat dingin, lemas, pandangan gelap, sesak napas, dan sebagainya," kata Nadia.

Nadia menuturkan rasa mual muntah saat mencium aroma daging bisa menjadi kendala sendiri pada hari raya Idul Adha, dimana pemotongan hewan kurban diadakan dimana-mana.

Namun lanjut Nadia, asalkan disikapi dengan baik, sesungguhnya hal ini tidak perlu dikhawatirkan berlebihan. Untuk mengantisipasinya dapat lakukan tips berikut ini:

1. Saat perayaan Idul Adha, berpartisipasilah di bagian lain yang tidak berkaitan langsung dengan daging, contohnya dalam mengumpulkan dana untuk pembelian hewan kurban, membagikan kupon kurban, menertibkan orang yang mengentre daging kurban, dan sebagainya.

2. Jika terpaksa Anda harus berkecimpung di bagian yang berkontak dekat dengan daging kurban, coba Anda pilih aktifitas yang berada di luar ruangan supaya sirkulasi udaranya lebih baik, gunakan pewangi agar mengalihkan aroma menyengat dari daging tersebut, makan dulu secukupnya sebelum berkontak dengan daging kurban, yakinkan bahwa diri Anda bisa membantu pelaksanaan pembagian hewan kurban tersebut dengan baik.

3. Jika terasa mual dan muntah yang hebat, beristirahatlah dulu, pindah ke tempat yang nyaman, atur napas dengan baik, kompres hangat perut yang mual, makan dan minum secukupnya, tenangkan diri Anda, jangan sembarangan minum obat

4. Sering-sering beraktivitas di dekat daging kurban, agar Anda menjadi terbiasa, lawan ketakutan Anda, jangan dihindari terus menerus

"Akan tetapi, jika mual dan muntah masih juga terasa mengganggu, jangan sungkan periksakan diri langsung ke dokter terdekat supaya ditangani dengan baik," tukas Nadia.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Pengertian Mual

Menurut dr. Pittara dilaman serupa, muntah adalah kondisi ketika isi lambung keluar secara paksa melalui mulut. Berbeda dari regurgitasi atau keluarnya isi lambung tanpa kontraksi, muntah disertai kontraksi pada lambung dan otot perut.

Muntah sendiri bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari gangguan kesehatan. Muntah terkadang membuat seseorang yang mual merasa lebih baik, setidaknya untuk sementara waktu.

"Namun, jika terjadi secara berulang-ulang, muntah dapat menyebabkan dehidrasi," jelas Pittara.

Pada bayi dan anak-anak, risiko terjadinya dehidrasi akibat muntah lebih tinggi, terutama jika disertai diare.

Hal ini karena tubuh bayi dan anak-anak lebih kecil daripada orang dewasa sehingga kadar air dalam tubuhnya juga lebih sedikit.

"Di samping itu, bayi dan anak-anak juga lebih sulit makan dan minum saat muntah," ungkap Pittara.

Di dalam otak, terdapat bagian yang mengatur agar tubuh bergerak otomatis ketika mendapat rangsangan.

Bagian otak inilah yang merangsang muntah saat menerima rangsangan tertentu yang bisa berasal dari gangguan kesehatan atau kondisi lain. Beberapa penyakit dan gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan muntah adalah:

- Keracunan makanan

- Hiperemesis gravidarum

- Morning sickness

- Usus tersumbat akibat hernia atau tumor

- Sakit maag dan tukak lambung

- Batu empedu

- Infeksi, seperti demam tifoid, demam berdarah, infeksi saluran kemih, atau infeksi ginjal

- Batu ginjal

- Migrain

- Meningitis

- Cedera atau gegar otak- Radang usus buntu (apendisitis)

- Vertigo

- Serangan jantung

- Kadar gula darah tinggi (hiperglikemia)

- Kadar kalsium dalam tubuh terlalu tinggi (hiperkalsemia)

- Bulimia

- Tumor otak

- Efek samping obat, seperti antibiotik, obat bius, atau kemoterapi

Selain penyakit dan gangguan kesehatan, muntah juga dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:

- Reaksi terhadap aroma tertentu, seperti bau amis atau busuk

- Mabuk perjalanan

- Mabuk karena mengonsumsi minuman beralkohol

- Stres berat- Terlalu banyak makan, terutama makanan berlemak dan pedas

- Berolahraga terlalu berat

- Terlambat makan, misalnya karena puasa atau diet ketat

Selain beberapa kondisi di atas, muntah yang terjadi lebih dari sekali bisa menjadi gejala dari sindrom muntah siklik, yaitu kondisi yang membuat seseorang mengalami muntah parah tanpa alasan yang jelas.

"Muntah akibat kondisi ini bisa terjadi berkali-kali dalam beberapa jam atau beberapa hari," terang Pittara.

Meski dapat menyerang semua kalangan usia, sindrom muntah siklik paling sering terjadi pada anak-anak usia 3–7 tahun.

 

Gejala Muntah

Sebelum terjadi muntah, biasanya seseorang akan mengalami beberapa gejala tertentu, yaitu:

- Mual- Pusing

- Sakit perut

- Diare

- Demam

- Nadi berdenyut lebih cepat

- Mulut kering

- Berkeringat

- Nyeri dada

- Lemas

- Gelisah

Sementara itu, gejala yang umum terjadi pada sindrom muntah siklik adalah:

- Kulit pucat- Lemas

- Demam

- Produksi air liur meningkat

- Sakit kepala

- Sulit makan

- Sensitif terhadap cahaya

- Vertigo

Seperti telah disebutkan sebelumnya, muntah merupakan gejala dari kondisi medis tertentu. Berbagai kondisi tersebut dapat membuat warna muntah yang dikeluarkan berbeda-beda.

Pengobatan Muntah

Pengobatan muntah akan dilakukan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika muntah hanya terjadi sekali dan tidak disertai gejala berat, penanganan dapat dilakukan di rumah. Beberapa upaya mandiri yang dapat dilakukan adalah:

- Sering minum air putih dan oralit untuk mencegah dehidrasi.

- Hindari aroma kuat yang berasal dari makanan tertentu, parfum, atau asap, yang dapat memicu muntah.

- Konsumsi makanan tidak berbumbu kuat dan mudah dicerna, seperti biskuit, bubur, atau sereal.

- Makan atau minum dalam jumlah sedikit tetapi sering, untuk menghindari muntah.

- Hindari makanan pedas dan berlemak.

- Minum obat antimabuk jika muntah disebabkan oleh mabuk perjalanan.

- Minum obat muntaber jika munta disertai dengan diare

Bila upaya di atas tidak berhasil atau muntah makin memburuk, dokter dapat meresepkan obat muntah, seperti domperidone atau metoclopramide, untuk meredakan mual dan muntah.

"Pada pasien anak yang dehidrasi akibat muntah, dokter akan menyarankan untuk rawat inap. Dokter akan memasang selang makan melalui mulut atau hidung," ungkap Pittara.

Sementara pada orang dewasa, dokter akan memasang infus sebagai jalan pemberian cairan, dan memberikan obat antimual melalui selang makan atau suntikan.

Pada muntah yang terjadi akibat infeksi bakteri, dokter dapat meresepkan antibiotik bentuk minum atau suntik. Sementara itu, jika muntah disebabkan oleh kadar gula darah yang sangat tinggi, dokter akan memberikan infus insulin.

"Pada pasien muntah darah hebat, dokter akan segera melakukan operasi darurat untuk mencari sumber perdarahan dan menghentikannya," tukas Pittara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya