Menkop Teten Yakin Sidat Bisa Dongkrak Ekonomi Sukabumi

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menyampaikan, untuk menuju Indonesia Emas 2045 harus dipersiapkan sejak dini.

oleh Fira Syahrin diperbarui 18 Jun 2024, 02:00 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2024, 02:00 WIB
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki (Liputan6.com/Fira Syahrin).
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki (Liputan6.com/Fira Syahrin).

Liputan6.com, Sukabumi - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop dan UKM) Teten Masduki membahas mengenai peran perguruan tinggi dalam mencetak generasi menuju Indonesia Emas 2045. 

Hal itu disampaikan Teten Masduki saat menghadiri milad ke-21 Universitas Muhammadiyah (UMMI) Sukabumi. Dia mengatakan, perguruan tinggi harus bisa mencetak entrepreneur baru. Salah satunya melalui kolaborasi riset yang dilakukan perguruan tinggi.

"Kita sekarang sedang menyiapkan para entrepreneur muda yang berbasis perguruan tinggi untuk masuk ke agritech, aquatech karena kita punya di sini dan itu memang membutuhkan sinergi misalnya riset dana riset di perguruan tinggi negeri untuk memperkuat tadi," kata Teten di UMMI Sukabumi, Kamis (13/6/2024).

Menurutnya, industri di wilayah Sukabumi yang memiliki potensi untuk dikembangkan yaitu dari sektor perikanan, salah satunya adalah ikan sidat.

"Entrepreneur ini dengan para investor jadi saya di Sukabumi ini di pantai selatan itu sudah sangat terkenal sidat. Sidatnya itu sekarang tidak diolah padahal ini punya potensi ekonomi yang sangat besar," ujarnya.

Market untuk penjualan sidat, Teten menyebut sudah berkembang pesat di Jepang. Hal tersebut dapat dikembangkan pula di Indonesia salah satunya dari Sukabumi dan dapat diekspor ke Jepang.

"Ini saya kira bisa kita jadikan piloting, menggarap inkubatornya untuk mencetak pebisnis muda dari UMMI ini untuk masuk ke sektor itu," ungkapnya.

Dia menilai, dengan adanya entrepreneur baru yang berkualitas dapat menciptakan lapangan kerja baru sehingga nantinya dapat mendongkrak Indonesia untuk keluar dari middle income trap atau jebakan pendapatan menengah.

"Ya kalau menurut saya justru. Kita sudah 30 tahun menjadi negara berpendapatan menengah, kita bisa gagal jadi negara berpendapatan tinggi kalau kita tidak segera menyiapkan lapangan kerja yang baru, yang lebih berkualitas," jelasnya.

Lebih lanjut, Teten mencontohkan lewat pendapatan sebagian besar masyarakat dari sektor mikro seperti pedagang keliling dan kios, nilai ekonomi yang dihasilkan rata-rata bisa mencapai 30.000 dolar per kapita, pada 2045 nanti jika Indonesia berhasil mencapai masa keemasan.

"Apalagi angka pengangguran tinggi, jadi ini betul-betul harus ada ekonomi baru, saya justru melihatnya dengan entrepreneur baru, kita ingin entrepreneurnya ini dri anak-anak yang berpendidikan dan bisa growing," tutupnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya