Mengenal Lebih Dekat Kampung Siaga Bencana Desa Paas-Pameungpeuk Garut

Kampung Siaga Bencana (KSB) hadir sebagai solusi inovatif di mana masyarakat didorong menjadi aktor utama dalam penanggulangan bencana.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 24 Jun 2024, 23:00 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2024, 23:00 WIB
Pj. Bupati Garut Barnas Adjdin memimpin apel Simulasi Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana di Desa Paas, Sabtu (22/6/2024) dalam penentuan Desa Paas sebagai Kampung Siaga Bencana (KSB). (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Pj. Bupati Garut Barnas Adjdin memimpin apel Simulasi Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana di Desa Paas, Sabtu (22/6/2024) dalam penentuan Desa Paas sebagai Kampung Siaga Bencana (KSB). (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Kementerian Sosial (Kemensos) RI menetapkan Desa Paas, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat sebagai Kampung Siaga Bencana (KSB). Posisinya sebagai pintu gerbang kecamatan, membuat desa Paas cukup strategis menjadi KSB di pesisir selatan Garut.

“KSB hadir sebagai solusi inovatif di mana masyarakat didorong menjadi aktor utama dalam penanggulangan bencana,” ujar Tarwan, perwakilan Kemensos RI, dalam acara Simulasi Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana di Desa Paas, Sabtu (22/6/2024).

Menurutnya, pembentukan Kampung Siaga Bencana adalah komitmen pemerintah pusat membangun ketangguhan masyarakat, menghadapi situasi bencana seperti gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor yang sering mengancam wilayah Indonesia.

“Masyarakat dibekali pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya untuk merespons bencana dengan cepat dan tepat, serta membangun budaya siaga bencana,” papar dia.

Dalam pelaksanannya, tanggung jawab KSB bukanlah pemerintah semata, namun semua pihak yang ikut andil dalam menyelamatkan masyarakat saat menghadapi bencana.

“Jadikan KSB sebagai wadah untuk memperkuat solidaritas dan gotongroyong antar warga, serta meningkatkan kemampuan bersama dalam menghadapi bencana,” ujar dia.

Pj. Bupati Garut, Barnas Adjidin, menilai program ini cukup tepat mengingat wilayah Garut selatan, rawan bencana membutuhkan upaya mitigasi dari pemerintah dan masyarakat.

“Saya sangat mendukung, mudah-mudahan edukasi KSB membuat kita lebih siap dan tanggap terhadap bencana,” ujar dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Tujuan Pembentukan KSB

Pj. Bupati Garut Barnas Adjdin memimpin Simulasi Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana di Desa Paas, Sabtu (22/6/2024) dalam penentuan Desa Paas sebagai Kampung Siaga Bencana (KSB). (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Pj. Bupati Garut Barnas Adjdin memimpin Simulasi Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana di Desa Paas, Sabtu (22/6/2024) dalam penentuan Desa Paas sebagai Kampung Siaga Bencana (KSB). (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Hal senada disampaikan Kepala Dinas Sosial Garut, Aji Sukarmaji. Menurutnya, pembentukan KSB bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, sekaligus meluaskan jangkauan wilayah bencana di Garut.

“Program ini juga bertujuan menyinkronkan program dan kegiatan penanggulangan bencana antara Kementerian Sosial dan lembaga terkait,” kata dia.

Selain Desa Paas, Kemensos RI telah membentuk KSB di beberapa wilayah Garut, antara lain Desa Sukamaju Kecamatan Talegong, Desa Sukanagara Kecamatan Cisompet, Desa Mandalakasih Kecamatan Pameungpeuk, Desa Karyasari Kecamatan Cibalong, Desa Rancabango Kecamatan Tarogong Kaler, dan Desa Talagajaya Kecamatan Banjarwangi.

Kegiatan pembentukan KSB di Desa Paas dilaksanakan selama tiga hari, mencakup sosialisasi, pelatihan teknis, dan simulasi uji SOP KSB. Acara tersebut melibatkan berbagai unsur masyarakat, termasuk pemerintah daerah, TNI, Polri, Tagana, tokoh masyarakat, pelajar, dan organisasi masyarakat.

Dalam acara itu, Kemensos RI memberikan bantuan senilai Rp320.789.700 kepada Kabupaten Garut untuk kesiapsiagaan penanggulangan bencana. Bantuan itu berupa lumbung sosial KSB dan fasilitas pembentukan KSB di Desa Paas, serta program Tagana Masuk Sekolah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya