Calung, Alat Musik Khas Sunda Selain Angklung

Perbedaan calung dan angklung terletak pada cara memainkannya. Jika angklung dimainkan dengan cara digoyangkan, maka calung dimainkan dengan cara dipukul.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 26 Jun 2024, 00:00 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2024, 00:00 WIB
Saung Angklung Udjo
Calung cilik Saung Angklung Udjo. (dok. Instagram @saungangklungudjo/https://www.instagram.com/p/CJR0-PUp5WX/)

Liputan6.com, Bandung - Selama ini, alat musik khas Sunda yang paling dikenal adalah angklung. Ternyata, ada alat musik lainnya yang juga dapat menghasilkan harmoni indah saat dimainkan, yakni calung.

Mengutip dari indonesiakaya.com, calung sudah berkembang cukup lama di tanah Sunda. Alat musik ini kerap dimainkan bersama alat musik lainnya, salah satunya angklung.

Perbedaan calung dan angklung terletak pada cara memainkannya. Jika angklung dimainkan dengan cara digoyangkan, maka calung dimainkan dengan cara dipukul.

Sama seperti angklung, calung juga dibuat dari bambu pilihan. Jenis bambu yang biasa digunakan untuk membuat calung adalah bambu awi wulung dan awi temen.

Alat musik ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu calung rantay dan calung jinjing. Para pemain calung rantay akan memainkan calung dengan posisi duduk bersila.

Sementara itu, pada saat memainan calung jinjing, para pemain akan memakannya dengan cara menjinjing sambil berdiri. Bambu pada calung jinjing akan disusun berderet, sehingga para pemain akan lebih mudah memainkannya sambil berdiri.

Calung termasuk dalam kategori alat musik idiofon, yakni alat musik yang bunyinya berasal dari getaran badan alat itu sendiri. Bambu-bambu pada calung menghasilkan nada yang berbeda-beda dengan susunan nada yang mengikuti tangga nada pentatonik (da-mi-na-ti-la) untuk masyarakat Sunda.

Awalnya, calung dimainkan dalam pentas untuk mengiringi upacara-upacara adat dan ritual perayaan masyarakat Jawa Barat. Seiring perkembangan zaman, calung pun mulai berubah fungsi. Kini, calung lebih banyak digunakan sebagai alat musik untuk menghibur masyarakat.

 

Penulis: Resla

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya