Sejarah Panjang Cokelat, Makanan Para Dewa yang Kini Dinikmati Dunia

Biji kakao menjadi minuman pahit yang dicampur dengan rempah-rempah dan digunakan dalam upacara keagamaan serta sebagai mata uang

oleh Panji Prayitno diperbarui 14 Jul 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2024, 13:00 WIB
cokelat makan dan cokelat masak
ilustrasi cokelat batang/copyright by And-One (Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta - Cokelat adalah salah satu makanan yang paling dicintai di seluruh dunia. Setiap tahun, pada tanggal 7 Juli, kita merayakan Hari Cokelat Sedunia, sebuah kesempatan untuk menghormati kelezatan ini dan merayakan segala sesuatu yang berhubungan dengan cokelat.

Hari ini tidak hanya menjadi momen untuk menikmati cokelat dalam berbagai bentuknya, tetapi juga untuk merenungkan sejarah panjang dan dampaknya terhadap budaya dan ekonomi global.

Sejarah cokelat pun tak lepas dari penemuan tanaman ini oleh penduduk Mesoamerika (kini dikenal sebagai Meksiko) pada 1.400 sampai 1.100 SM. Saat itu, pohon kakao tersebar di area Amazon utara, Amerika Tengah, hingga Meksiko, di mana suku Maya dan Aztec menganggap biji kakao sebagai makanan para dewa.

Mereka mengolah biji kakao menjadi minuman pahit yang dicampur dengan rempah-rempah dan digunakan dalam upacara keagamaan serta sebagai mata uang. Ketika biji kakao dibawa ke Eropa pada abad ke-16, cokelat mulai mengalami transformasi besar.

Orang Eropa menambahkan gula dan susu, menciptakan berbagai variasi yang lebih manis dan lezat yang kita kenal saat ini. Industri cokelat modern telah berkembang pesat dan menjadi salah satu sektor terbesar dalam industri makanan.

Produsen cokelat terkenal seperti Nestlé, Hershey, dan Cadbury telah menguasai pasar global dengan produk-produk inovatif dan pemasaran yang agresif. Selain itu, ada juga kebangkitan cokelat artisan dan premium yang menekankan pada kualitas biji kakao, proses pembuatan yang alami, dan rasa yang autentik.

Hal ini mencerminkan perubahan selera konsumen yang semakin menghargai produk berkualitas tinggi dan berkelanjutan. Namun, di balik kenikmatan cokelat, terdapat juga tantangan besar yang dihadapi industri ini.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Konsumsi Cokelat

Salah satu isu utama adalah kondisi kerja para petani kakao di negara-negara berkembang seperti Ghana dan Pantai Gading. Banyak petani kakao hidup dalam kemiskinan, menghadapi kondisi kerja yang buruk, dan tidak mendapatkan upah yang layak.

Inisiatif seperti perdagangan adil (fair trade) dan sertifikasi keberlanjutan bertujuan untuk mengatasi masalah ini dengan memastikan petani mendapatkan kompensasi yang adil dan kondisi kerja yang manusiawi.

Konsumen dapat memilih produk cokelat yang memiliki sertifikasi perdagangan adil atau yang diproduksi oleh perusahaan yang berkomitmen pada praktik berkelanjutan.

Dengan cara ini, kita tidak hanya menikmati kelezatan cokelat, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan para petani kakao dan pelestarian lingkungan.Pada akhirnya, Hari Cokelat Sedunia adalah perayaan atas rasa yang begitu dicintai dan memiliki dampak mendalam dalam kehidupan kita.

Baik dalam bentuk batangan cokelat, minuman panas, atau sebagai bahan dalam berbagai makanan penutup, cokelat membawa kebahagiaan dan kenikmatan yang tak tertandingi.

Namun, di balik setiap gigitan, mari kita ingat dan hargai perjalanan panjang serta tantangan yang dihadapi oleh industri ini, sambil terus mendukung praktik yang lebih adil dan berkelanjutan.

Penulis: Belvana Fasya Saad

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya