Liputan6.com, Yogyakarta - Kaligrafi merupakan seni menulis indah yang ada di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Para pengrajin kaligrafi di seluruh dunia memiliki andil besar dalam mengenalkan seni kaligrafi secara global.
Seni kaligrafi yang paling dikenal adalah tulisan berbentuk huruf Arab yang diambil dari ayat-ayat Al-Qur'an. Sebenarnya, seni menulis indah ini juga bisa diterapkan pada huruf-huruf latin.
Advertisement
Mengutip dari kemenparekraf.go.id, kaligrafi di beberapa negara berkembang denga ciri khasnya masing-masing, seperti kaligrafi Korea menggunakan Hanzi atau aksara Tiongkok. Sementara di Indonesia lebih populer seni kaligrafi Arab.
Advertisement
Baca Juga
Popularitas seni kaligrafi Arab di Indonesia berkaitan erat dengan kehadiran kerajaan-kerajaan Islam ribuan tahun silam. Kaligrafi di Indonesia dikenal dengan Khat (dalam bahasa Arab) atau berarti tulisan indah dengan dasar garis, coretan pena, atau tulisan tangan.
Masuknya seni kaligrafi ke Indonesia berawal dari penyebaran aksara Arab di kalangan masyarakat lokal. Penggunaan aksaranya tidak hanya digunakan dalam naskah berbahasa Arab, tapi juga sebagai penulisan bahasa Melayu yang disebut Pegon (huruf Jawi).
Pada abad ke-12 pengrajin kaligrafi mulai bermunculan. Selanjutnya pada abad ke-16 hingga ke-19, corak pahatan dalam seni kaligrafi di Indonesia mulai diselipkan kalimat Tauhid. Hal tersebut bisa dilihat di makam kuno Gua Tallo Sulawesi Selatan, Bima, Ternate, dan Tidore.
Perlahan, seni kaligrafi di Indonesia berkembang semakin pesat. Pada abad ke-18 hingga abad ke-20, semakin banyak pengrajin kaligrafi di Indonesia yang menciptakan seni kriya dengan menggunakan berbagai media, seperti kertas, kayu, logam, hingga kaca bening.
Â
Banyak Digemari
Hingga kini, seni menulis indah kaligrafi masih menjadi salah satu kesenian yang banyak digemari di Indonesia. Hal itu melahirkan banyak Sentra Kerajinan Kaligrafi yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya di Kampung Tembiring, di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Masyarakat di sana sebagian besar berprofesi sebagai pengrajin kaligrafi. Mereka menghasilkan kaligrafi dengan media kuningan dan tembaga yang telah banyak diekspor ke berbagai negara.
Adapun di Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, juga memiliki Sentra Kerajinan Kaligrafi yang memiliki ciri khas kaligrafi tersendiri. Ciri asli kaligrafi Desa Bedono terletak pada proses pembuatannya yang menggunakan bahan lempengan kuningan.
Bahan tersebut dipahat dengan ukiran kaligrafi berisi ayat-ayat Al-Qur'an. Hasil seni kaligrafi kuningan asli Desa Bedono telah berhasil menembus pasar Turki.
Kepopuleran seni menulis indah kaligrafi di Indonesia masih terjaga karena terus dilestarikan. Kesenian ini juga masih menjadi salah satu kerajinan tangan yang banyak diperlombakan di kalangan anak-anak, remaja, hingga dewasa sampai sekarang.
Â
Penulis: Resla
Advertisement