SMA Negeri 1 Tilamuta Keluarkan 10 Siswa, Orangtua Tempuh Jalur Hukum

Langkah ini dinilai sewenang-wenang dan dianggap merusak karakter anak didik. Sehingga para orangtua siswa berencana menempuh jalur hukum

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 18 Okt 2024, 23:14 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2024, 23:11 WIB
SMA Negeri 1 Tilamuta
Sekolah SMA Negeri 1 Tilamuta yang Keluarkan 10 Siswanya (Arfandi ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Keputusan SMA Negeri 1 Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, yang mengeluarkan 10 siswa secara bersamaan, menuai kontroversi.

Langkah ini dinilai sewenang-wenang dan dianggap merusak karakter anak didik. Sehingga para orangtua siswa berencana menempuh jalur hukum jika pihak sekolah tetap pada keputusannya.

Masalah ini juga mendapat sorotan dari Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Laode Haimuddin. Dia menyoroti tindakan sekolah yang dinilainya kurang bijaksana.

Menurutnya, kesalahan yang dilakukan siswa tidak seharusnya langsung berujung pada dikeluarkannya siswa dari sekolah.

"Disiplin memang penting, tapi pendidikan juga tentang pembinaan masa depan anak didik," kata Laode, yang juga mantan Wakil Bupati Boalemo.

Laode menambahkan, bahwa sekolah seharusnya mengedepankan pendekatan yang lebih toleran dan berimbang.

“Mengeluarkan siswa bukanlah solusi utama. Ada opsi lain seperti pembinaan atau skorsing yang bisa ditempuh,” tegasnya.

Lebih lanjut, Laode berharap Penjabat Gubernur Gorontalo dan Dinas Pendidikan segera menindaklanjuti permasalahan ini dengan kebijakan yang lebih adil.

"Pendidikan tidak hanya soal hukuman, tetapi juga membentuk karakter. Diberikan kesempatan kedua adalah hal yang bijaksana," ujarnya.

 

Akar Masalah

Berdasarkan informasi yang terima, 10 siswa tersebut diduga terlibat dalam konsumsi minuman keras di salah satu desa di Tilamuta pada Rabu, 16 Oktober 2024.

Meskipun pihak kepolisian telah memberikan pembinaan kepada para siswa, sekolah justru memilih mengambil langkah keliru dengan mengeluarkan mereka.

Salah satu orangtua siswa menyatakan kekecewaannya atas keputusan tersebut.

"Kami merasa keputusan sekolah ini tidak adil dan hanya menghancurkan masa depan anak-anak kami. Tidak ada orangtua yang tega melihat anaknya diperlakukan seperti ini," ujarnya.

Orangtua tersebut juga mempertanyakan asal-usul minuman keras yang dikonsumsi anak-anak mereka, dan berharap sekolah tidak hanya menyalahkan para siswa.

Hingga berita ini ditayangkan, pihak SMA Negeri 1 Tilamuta belum memberikan tanggapan resmi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya