Gempa Bumi di Baratlaut Sanana Maluku Utara akibat Aktivitas Penunjaman Ganda Talaud Mayu

Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena kekuatannya tidak menyebabkan deformasi bawah laut.

oleh Arie Nugraha diperbarui 03 Nov 2024, 19:44 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2024, 19:42 WIB
Peta Kawasan Rawan Bencana Maluku Utara
Peta Kawasan Rawan Bencana Sanana Maluku Utara. (sumber gambar: PVMBG Badan Geologi)

Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan pemicu gempa bumi berkekuatan M5.4 pada kedalaman 10 km di laut baratlaut Sanana, Maluku Utara, pukul 00.19 WIB, Sabtu (2/11/2024) diakibatkan oleh aktivitas penunjaman ganda Talaud Mayu.

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, kondisi daerah tersebut umumnya merupakan dataran bergelombang dan perbukitan bergelombang hingga terjal.

"Berdasarkan data Badan Geologi wilayah tersebut secara umum tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah lunak (kelas E)," ungkap Wafid dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Sabtu (2/11/2024).

Wafid menuturkan daerah tersebut pada umumnya tersusun oleh batuan berumur pra tersier berupa batuan metamorf dan batuan tersier berupa batu gamping dan batuan sedimen, serta endapan kuarter berupa endapan aluvial pantai.

Menurut informasi dari Pusdalops Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) gempa bumi ini dirasakan lemah di Kabupaten Kepulauan Sula.

"Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi sebagian besar terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi rendah hingga menengah," sebut Wafid.

Wafid menegaskan kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena kekuatannya tidak menyebabkan deformasi bawah laut.

Meski begitu masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

"Tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami," kata Wafid.

Wafid menjelaskan kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak mengakibatkan terjadinya sesar permukaan dan bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

Dua stasiubn geologi luar negeri juga mencatat gempa bumi di laut baratlaut Sanana, Maluku Utara ini. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di laut barat laut Sanana, Maluku Utara pada koordinat 125.85 BT dan 0.54 LS, berjarak sekitar 163 km baratlaut Sanana, Maluku Utara, dengan magnitudo (M5.4) pada kedalaman 10 km.

"Menurut informasi dari The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 125.809 BT dan 0.546 LS dengan magnitudo (M5.4) pada kedalaman 48.7 km," ujar Wafid.

Sedangkan berdasarkan data GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 125.86 BT dan 0.53 LS, dengan magnitudo (M5.1) pada kedalaman 46 km.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Tanggap Bencana Gempa Bumi

Dilansir Kanal Peristiwa, Liputan6, meski tak bisa dicegah, gempa bumi adalah bencana yang bisa dihadapi. Salah satu cara menghadapi gempa bumi adalah tanggap akan bencana gempa bumi.

Contoh tanggap gempa bumi adalah mengetahui prosedur evakuasi dan mematuhi pedoman keselamatan ketika bencana ini datang.

Menurut BNPB, gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan.

Menurut BMKG, gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

Menurut WHO, gempa bumi adalah guncangan hebat dan tiba-tiba dari tanah, yang disebabkan oleh pergerakan antara lempeng tektonik di sepanjang garis patahan di kerak bumi.

Gempa bumi dapat mengakibatkan goncangan tanah, likuifaksi tanah, tanah longsor, retakan, longsoran, kebakaran dan tsunami.

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum Terjadi Gempa

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah.

- Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi.

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

 

Saat dan Setelah Terjadi Gempa Bumi

Saat Terjadi Gempa

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa

- Jika Anda berada di dalam bangunan, keluar dari bangunan tersebut dengan tertib. Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K, telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

- Periksa lingkungan sekitar Anda. Apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

- Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya