Hari Teh Internasional, Begini Sejarah Budaya Ngeteh di Indonesia

Munculnya budaya ngeteh di Indonesia tak bisa dipisahkan dari masa kolonialisme Belanda.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 15 Des 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 15 Des 2024, 06:00 WIB
es teh
Ilustrasi es teh manis segar | copyright unsplash.com/Food Photographer | Jennifer Pallian

Liputan6.com, Yogyakarta - Hari Teh Internasional atau International Tea Day diperingati setiap 15 Desember. Teh telah menjadi minuman sehari-hari di seluruh dunia, termasuk di Indonesia:

Mengutip dari nationaltoday.com, Hari Teh Internasional dimulai oleh serikat pekerja pada 2005. Peringatan ini dilaksanakam sebagai bentuk merayakan manfaat kesehatan, kepentingan ekonomi, dan warisan budaya teh, sambil memastikan produksi berkelanjutan teh dari ladang hingga ke cangkir.

Mengutip dari kemenparekraf.go.id, tren budaya minum teh Indonesia kian meningkat. Hal ini bukanlah sesuatu yang mengejutkan, apalagi Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil teh terbesar di dunia.

Munculnya budaya ngeteh di Indonesia tak bisa dipisahkan dari masa kolonialisme Belanda. Tren ngeteh di Indonesia dimulai sejak masuknya tanaman teh Camellia Sinensis dari Jepang yang dibawa ke Indonesia pada 1684.

Pada 1827, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda pun mulai membudidayakan teh dalam jumlah besar dengan mendatangkan bibit teh dari Tiongkok untuk ditanam di Kebun Percobaan Cisurupan, Jawa Barat. Lambat laun, tanaman teh pun semakin berkembang di Pulau Jawa.

Akhirnya, teh menjadi salah satu komoditas yang wajib ditanam oleh masyarakat Indonesia, baik di tanah milik pribadi maupun di tanah sewaan. Sejak saat itu, teh mulai menjadi bagian hidup masyarakat Indonesia.

Hingga kini, teh di Indonesia telah menjadi minuman sehari-hari. Teh telah menjadi menu minuman di angkringan hingga rumah makan.

Bahkan, di beberapa daerah di Indonesia memiliki budaya ngeteh tersendiri. Sebut saja di Yogyakarta yang memiliki upacara tradisi minum teh tradisional yang dinamakan patehan.

Tradisi ini dilakukan untuk menjamu keluarga, kerabat, maupun tamu-tamu Sultan. Saat ini, patehan sudah tidak disajikan untuk Raja, tetapi tradisi ini masih tetap dilestarikan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Teh Poci

Berbeda lagi dengan di Tegal, Jawa Tengah. Sebagai salah satu daerah penghasil teh, Tegal memilih tradisi menyajikan teh di dalam poci yang terbuat dari tanah liat.

Tradisi ini memadukan seduhan teh kental dengan campuran gula batu. Saat disajikan, teh poci menciptakan cita rasa teh nasgitel alias panas, legi (manis), dan kenthel (kental).

Sementara itu bagi masyarakat Betawi, teh telah menjadi tradisi tersendiri yang melekat dengan masyarakat. Mereka memiliki tradisi budaya minum teh unik bernama tradisi nyahi, yakni sebuah tradisi minum teh pada pagi maupun sore hari.

Tak hanya menyeruput teh tubruk dalam teko kaleng, tradisi minum teh ini juga ditemani dengan gula kelapa. Namun, gula kelapa tersebut tidak dicampur dalam teh, melainkan digigit terlebih dulu dan dilanjutkan dengan menyeruput teh tawar hangat.

Berbagai budaya minum teh yang ada di Indonesia menandakan bahwa minuman ini telah menjadi bagian kebudayaan masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Hadirnya Hari Teh Internasional menjadi pengingat kekayaan budaya tersebut.

Penulis: Resla

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya