Dinilai Tak Memenuhi Standar, Atlet Protes Lintasan Atletik Baru di Stadion Handayani

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terus mempercepat renovasi Stadion Handayani sebagai persiapan Porda 2025. Namun, lintasan atletik yang baru diresmikan mendapat kritik keras dari atlet dan pelatih karena dinilai tidak memenuhi standar dan berisiko membahayakan.

oleh Hendro diperbarui 02 Jan 2025, 20:00 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2025, 20:00 WIB
Salah satu Atlit Atletik Gunungkidul
Para atlet muda Gunungkidul sedang berlatih di lintasan atletik Stadion Handayani yang baru direnovasi. Meski menuai kritik terkait kualitas lintasan, semangat mereka untuk terus berlatih dan mengukir prestasi tetap membara.

Liputan6.com, Gunungkidul - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terus mempercepat perbaikan dan pembangunan fasilitas olahraga sebagai persiapan menghadapi Pekan Olahraga Daerah (Porda) 2025. Salah satu fokus utama adalah renovasi Stadion Handayani yang dirancang sebagai venue utama ajang olahraga tersebut.

Namun, sejumlah atlet dan pelatih dari cabang olahraga atletik menyuarakan penolakan terhadap lintasan atletik yang baru saja diresmikan Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, pada Selasa (31/12/2024). Mereka menilai lintasan tersebut tidak memenuhi standar dan berpotensi membahayakan keselamatan atlet.

Adinda Ayuningdyas, atlet halang rintang yang meraih emas di Seayouth Thailand 2023, mengaku mengalami cedera saat berlatih di lintasan tersebut. "Lintasannya terlalu keras dan bergelombang. Ini tidak standar dan malah membuat kaki saya sakit. Tadi saya sampai keseleo," ungkap Adinda.

Dia menambahkan, jika lintasan tersebut tetap digunakan, kemungkinan besar akan ada cedera serius yang menimpa atlet. Kritik serupa juga dilontarkan oleh pelatih atletik, Tupar. Menurutnya, lintasan baru itu tidak memenuhi standar baik dari sisi material maupun kerataan permukaannya. "Kami sudah menyarankan sejak awal agar kualitas lintasan diperhatikan, tetapi usulan itu tidak ditanggapi. Pembangunan lintasan atletik lengkap memang membutuhkan anggaran besar, tapi lebih baik ditunda daripada membahayakan atlet," ujar Tupar.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Gunungkidul, Supriyanto, mengakui adanya kekurangan dalam pembangunan lintasan atletik. "Untuk lintasan atletik dengan material tartan seperti di stadion UNY membutuhkan anggaran Rp7-9 miliar. Sementara anggaran kami terbatas, jadi kami memilih material rubber custom yang lebih ekonomis," jelas Supriyanto.

Material ini, katanya, aman untuk sepatu lari biasa, tetapi kurang cocok untuk sepatu paku yang digunakan atlet. Meski demikian, ia memastikan perbaikan fasilitas olahraga lainnya akan terus dilanjutkan hingga 2025, termasuk lapangan voli, panjat dinding, dan fasilitas lainnya.

Renovasi Stadion Handayani telah dimulai dengan anggaran yang disetujui sebesar Rp7 miliar, meskipun usulan awal mencapai Rp17 miliar. Proyek tender senilai Rp6,4 miliar mencakup penggantian rumput lapangan dengan jenis Zoysia Japonica, perbaikan lintasan atletik, dan renovasi tribun stadion.

Bupati Sunaryanta menyatakan bahwa perbaikan fasilitas olahraga masih jauh dari sempurna, tetapi pihaknya terus berupaya memenuhi tuntutan masyarakat dan kebutuhan Porda 2025. "Renovasi ini dilakukan secara bertahap karena keterbatasan anggaran. Ke depannya, pagar stadion yang mulai roboh juga akan diperbaiki," katanya.

Renovasi Stadion Handayani diharapkan dapat selesai tepat waktu sehingga Gunungkidul siap menjadi tuan rumah yang baik untuk Porda 2025. Selain mendukung prestasi atlet, fasilitas yang diperbarui ini diharapkan menjadi warisan positif bagi masyarakat pencinta olahraga di Gunungkidul.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya